KORANMANDALA.COM – Mencicipi Docang salah satu kudapan tradisional khas Cirebon ini memiliki cita rasa jauh berbeda dengan kudapan lainnya, seperti nasi lengko atau nasi Jamblang makanan khas Cirebon.
Docang adalah salah satu kuliner Cirebon yang muncul di tengah-tengah masyarakat Cirebon dan di kenal masyarakat luas sejak tiga Dasawarsa terakhir, hingga saat ini masih menjadi kudapan khas wisatawan dan menjadi kudapan sehari-hari warga Cirebon dan sekitarnya.
Kudapan tradisional Docang ini hampir terdapat di beberapa titik di Kota Cirebon. Salah satunya adalah “warung Docang” Ibu Wiwi di kawasan jalan Parujakan dekat rel atau Stasiun kereta api Parujakan.
Tio, salah seorang anak penjual Docang di Parujakan saat ditemui menuturkan, keberadaan warung Docang ini dirintis oleh Ibu Wiwi sejak 25 tahun silam. Setiap hari warung Docang ibu Wiwi buka mulai jam 06:00 pagi hingga jam 02:00 WIB dini hari.
Mengingat selalu ramai pengunjung maka petugas di warung ini, teknisnya giliran atau “ship” . Kalau pagi dari pukul 06:00 – sampai pukul 16:00 WIB oleh saya. Kemudian dilanjut sama ibu saya dari Jam 16:00 WIB – 02:00 malam, ” tutur Tio Senin 26 Februari 2024.
Menu kudapan Docang ini terdiri dari perpaduan, lontong nasi, parutan kelapa, daun singkong, tauge, kerupuk aci khas Cirebon, lalu dicampur kuah dage yang hancur, hingga menciptakan sensasi rasa yang gurih dan maknyooos.
Docang makin enak dimakan dengan sambal merah, membuat rasa docang menjadi pedas gurih saat dimakan. Biasanya docang dilahap saat sarapan karena tidak terlalu membuat kenyang.
Dengan harga Rp 12.000 per porsi, dalam sehari Docang Khas Cirebon Ibu Wiwi mampu menjual 100 porsi docang dengan omzet sekitar Rp 1, 2 juta.
Pembeli tidak hanya dari Cirebon, tapi banyak juga pembeli dari luar kota.
Menurut ceritera penduduk Cirebon, ihwal asal-usul kudapan tradisiona docang ini, berasal dari ‘bodo’ yang berarti oncom dan kacang yang berarti tauge. Makanan ini konon sudah ada sejak zaman para Wali.- *** wawan jr