Catatan H Wawan Hermawan Jr
Melancong ke Kota Lama Banjarmasin bersama PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Provinsi Jawa Barat beberapa waktu silam, masih menyimpan kenangan yang tidak mudah dilewatkan begitu saja. Mengesankan dan seru, terutama saat berada di kawasan sungai Barito.
Betapa tidak?
Di sungai tersebut, saya beserta rombongan melihat Pasar Terapung di atas aliran sungai.
Bagi warga setempat tentu tidak aneh. Namun bagi pengunjung dari Jawa Barat seperti saya, merasa aneh dan unik. Pasalnya di Pulau Jawa tak pernah dijumpai ada Pasar Terapung seperti di Banjarmasin.
Menurut keterangan Humas Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan memang memiliki potensi alam berupa aliran Sungai Barito. Potensi aliran sungai ini difungsikan sebagai wisata Desa Terapung.
Pasar Terapung adalah sebutan untuk sarana jual beli dimana transaksi dilakukan di atas perairan, misalnya sungai atau danau. Para penjual dan pembeli masing-masing berada di atas perahu-perahu.
Ada sejumlah pasar terapung yang aktif beroperasi selama bertahun-tahun di Asia, antara lain di Indonesia dan Thailand. Wikipedia.
Pengalaman melancong ke Banjarmasin bersama kontingen Porwarnas PWI Jawa Barat beberapa tahun silam, bagi saya memiliki kesan tersendiri.
Saya melihat sesuatu di Sungai Barito, yaitu Pasar Terapung. Pemandangan ini jauh berbeda dengan pasar-pasar pada umumnya yang biasa dilakukan di daratan. Transaksi antara penjual dan pembeli dilakukan diatas perahu. Betapa tidak.
Banjarmasin memang memiliki kanal-kanal yang lebar dan sungai-sungai besar, serta memainkan peran penting dalam kehidupan orang Banjar, termasuk pasar terapung bersejarah di mana para petani dan pedagang memasok barang-barang mereka dengan perahu untuk diperdagangkan kepada penduduk setempat di Sungai Barito.
Banjarmasin merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Provinsi Kalimantan Selatan Pulau Borneo Kalimantan Indonesia.
Kota ini memiliki keunikan dalam beberapa aspek. Lahan basah pesisir dan rawa-rawa di sekitarnya sering mengapung di air laut asin, bahkan musim kemarau ketika permukaan air sungai menurun, sumur dan kolam menjadi asin di wilayah tersebut.
Lingkungan sungai ini, memberikan daya tarik kota lama Banjarmasin yang unik di Kalimantan, di mana kehidupan sungai dari dua pasar terapung di kota ini menjadi pusat perdagangan yang ramai.
Kota ini juga memiliki pasar lokal dan tradisional yang terkenal seperti Pasar Baru, Pasar Kuripan dan beberapa pasar modern seperti Pusat Perbelanjaan Antasari. Selama bulan puasa Ramadhan Cake Fair adalah acara di mana kue-kue manis dijual pada sore hari sebagai persembahan jalanan, di Jalan Martadinata.
Sementara itu, Pasar Terapung Lok Baintan Pasar Terapung Banjarmasin merupakan pasar tradisional yang berada di muara sungai Kuin, dan Sungai Martapura sebagai anak sungai dari aliran Sungai Barito.
Dari perahu fajar datang dari desa-desa sekitar sungai Tabuk, Jelapat, Anjir dan Selapat, membawa sayuran segar, buah-buahan dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari lainnya untuk diperdagangkan dari perahu ke perahu di Pasar Terapung Lok Baintan dan Kuin.
Pembeli dan penjual melakukan transaksi jual beli di atas perahu sungai yang menyediakan segala kebutuhan segar sehari-hari dalam suasana pasar terapung yang ceria.
Di pagi hari jumlah kapal pembeli dan penjual meningkat, sampai sekitar jam 10 pagi ketika sebagian besar barang terjual habis dan semakin banyak kapal kosong pergi, dan jumlah pembeli berkurang, pasar mulai sepi.
Waktu terbaik untuk tur menjelajahi pasar terapung dalam aksi penuh dan suasana Venetia adalah di pagi hari mulai pukul 06.00 pagi sampai pukul 09.00 WIB. ***