KORANMANDALA.COM– Kawasan Batik Trusmi adalah salah satu destinasi belanja dan budaya di Cirebon, Jawa Barat. Tidaklah heran manakala kawasan batik Trusmi ini banyak dikunjungi wisatawan domestik, untuk berburu Batik.
Menurut riwayatnya, kehadiran Kampung Batik di Desa Trusmi Cirebon ini, sudah ada sejak Abad ke 14.
Salah satunya perajin Batik yang terkenal yakni Gouw Tjin Liang, pebatik Pacinan asa Desa Trusmi yang kemudian menetap di daerah Kanoman. Secara bertahap Batik yang dirintisnya terus berkembang dan semakin banyak peminat.
Sepasang Suami istri (Sally Giovanny dan Ibnu Riyanto) adalah pengusaha muda, yang berhasil meraih sukses di usia muda.
Sepasang suami istri ini selepas lulus SMA langsung menikah dalam usia 17 tahun. Lalu merintis usaha Batik di Desa Trusmi dari mulai Nol hingga berkembang pesat.
Sebuah Toko permanen yang cukup luas milik Pasutri itu, kerap diburu konsumen batik dari berbagai kota, baik perorangan maupun konsumen yang membeli Batik untuk seragam hajatan atau seragam sekolah dan lainnya.
Selain banyak pilihan warna dan corak Batik, di kawasan ini juga tersedia oleh oleh yang komplit termasuk pernak-pernik.
Batik Trusmi memiliki motif yang menjadi ciri khasnya yaitu batik Mega Mendung, bentuknya menyerupai awan dan memiliki warna tegas sebagai ciri khasnya.
Motif Mega Mendung merupakan salah satu motif khas dalam Batik Trusmi Cirebon. Beberapa Motif lainnya seperti.
Motif Keratonan merupakan salah satu motif khas dalam Batik Trusmi Cirebon. Diantaranya ada Motif Paksi Naga Liman, Motif Patran Keris dan Motif Singa Barong.
Sedangkan Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif Megamendung.
Motif ini kata Sally, melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kesejukan.
Ada dua jenis batik Trusmi yang utama, yaitu batik tulis dan batik cap. Sampai saat ini, kedua jenis batik ini masih terus diproduksi karena memiliki penggemar tersendiri, ungkapnya.
Untuk harga, batik Trusmi bervariasi tergantung kualitas kain dan motiv batik.
Harga mulai Rp 135.000 – Rp 200.000 dan Rp 675.000 bahkan ada juga yang lebih mahal terutama harga batik tulis.
Sedangkan batik cap harganya relatih lebih murah jika dibanding harga batik tulis.
Kenapa harga batik tulis lebih mahal ? “Masalahnya dari sisi pembuatan, batik tulis memerlukan waktu antara 2 sampai 3 bulan lamanya,” kataSally.
Bagi pengunjung maupun wisatawan yang berburu batik Trusmi, agar memperhatikan jam operasional kampung Batik, antara pukul 09.00 sampai pukul 17.00 WIB. (wawan)***