KORANMANDALA.COM – Peritiwa heroik ‘Bandung Lautan Api’ pada 24 Maret 1946 menjadi momen penting Kota Kembang ini. Demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, rakyat Bandung pada saat itu lebih memilih menghancurkan rumah dan isinya ketimbang jatuh ke sekutu.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api (BLA), dikenang dengan pembuatan sepuluh stilasi yang menggambarkan lokasi-lokasi terkait perjuangan kemerdekaan.
Komunitas ‘Bandung Heritage’ bekerja sama dengan beberapa pihak, menginisiasi pembuatan stilasi ini pada tahun 1997.
Stilasi berupa monumen kecil dengan bunga Patrakomala yang terbuat dari tembaga.
Baca Juga : Jejak Peristiwa Bandung Lautan Api
Dalam rangkaian acara ‘Jejak Perjuangan Bandung Lautan Api’ pada Kamis, 28 Maret 2024, Tim Koran Mandala dipandu anggota Bandung Herigate menyusuri salah satu stilasi yang ada di depan Gedung De Driekleur.
Terletak di sudut Jalan Sultan Agung dan Jalan Ir. H. Djuanda, gedung ini menampilkan bentuk trapesium dan setengah lingkaran, serta kaca jendela yang mempercantik dindingnya.
Selain sebagai contoh arsitektur yang menarik, Gedung De Driekleur juga memiliki nilai sejarah yang penting.
Baca Juga : Pahlawan Tatar Sunda, Mohammad Toha yang Meninggal Pada Usia 19 Tahun Dalam Peristiwa Bandung Lautan Api
Pernah menjadi Kantor Berita Jepang Domei saat pendudukan Jepang, gedung ini menyaksikan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Selain di gedung ini, berikut 10 stilasi Bandung Lautan Api :
- Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung: Menandai tempat pembacaan teks proklamasi pertama kali oleh rakyat Bandung di depan bekas kantor berita Jepang, Domei, yang kini menjadi Kantor Bank BTPN.
- Jalan Braga: Berada di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan, menandai tempat di Gedung Denis di mana bendera Belanda dirusak oleh pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas pada Oktober 1945.