KORANMANDALA.COM – Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren di kawasan Banten.
Rudat menggabungkan gerakan olah tubuh, olah vokal, dan ritme musik terbang.
Dalam pertunjukannya, syair-syair lagu yang dinyanyikan berkisar pada puja-puji dan sholawat yang mengagungkan nama kebesaran Allah dan Rasulnya.
Tujuan utama dari seni rudat adalah untuk menanamkan dan memperkuat iman masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah.
Seperti diketahui, seni rudat bernafaskan religius dengan menggabungkan unsur-unsur keagamaan, seni tari ibing Pencak Silat dan lantunan syair-syair lagu sholawatan para pemain Rudat.
Berdasarkan hasil penelitian dan secara etimologis, kata “rudat” memiliki beberapa asal usul. Ada yang menghubungkannya dengan kata “raudhah” yang berarti taman bunga.
Kata ini juga digunakan untuk merujuk pada taman nabi yang terletak di Masjid Nabawi, Madinah. Beberapa juga mengatakan bahwa “rudat” berasal dari kata “redda” atau “rod-da,” yang berarti menangkis serangan lawan. Terakhir, “rudat” juga diartikan sebagai nama alat musik yang digunakan dalam kesenian ini.
Kesenian tradisional khas pesantren ini, dalam perjalanan dari waktu ke waktu terus berkembang, dimana para pemain seni Rudat mayoritas adalah kalangan Santri pesantren di kawasan Banten.
Kesenian tradisional bernafas religius ini, ternyata bukan hanya milik pesantren di Wilayah Banten, tetapi justru sudah jadi ikonik di sejumlah pesantren. Seperti diketahui seni rudat kerap tampil dalam peringatan Hari-hari Besar Islam, misalnya pada bulan Maulid Nabi, Tahun Baru Islam bulan Muharam, bahkan pada peringatan Hari Besar Nasional .
Misal saat perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI atau saat pembukaan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Quran) maupun kegiatan lainnya. Semoga kesenian tradisional ikonik pesantren ini, tetap terjaga dan terawat.- *** wawan jr