Usai pesta bakar petasan, acara pun berlanjut di masjid desa dengan takbiran seraya menabuh bedug secara bergiliran.
Terkadang takbiran berlangsung sampai menjelang salat shubuh. Kemudian dilanjutkan salat Ied (Idul Fitri).
Seperti biasa usai salat Ied, para pemuda desa berkeliling dari rumah ke rumah bersilaturahmi untuk saling memaafkan atas kesalahan dan kehilapan serta memohon doa restu kepada orang tua.
Itulah sekilas tradisi Ngaraya yang kini cenderung dimodernisir dan berpacu mengikuti perkembangan jaman.
Namun sayangnya sebagian tradisi ini nyaris punah, terutama dalam proses membakar petasan. Pasalnya membakar petasan, kini dilarang oleh pihak berwajib. ***