Waktu yang Tepat untuk Sholat Hajat
Dikutip dari buku ‘Penuntun Mengerjakan Sholat Hajat’ karya Ali Akba bin Aqil, dijelaskan bahwa sholat tersebut dapat dilaksanakan siang maupun malam.
Namun, waktu yang paling dianjurkan untuk melaksanakan sholat hajat yakni sepertiga malam terakhir seperti tahajud.
Alasannya di waktu sepertiga malam termasuk ke dalam waktu mustajab untuk berdoa yang dijelaskan pada surat Az Zariyat ayat 18:
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”
Doa Setelah Sholat Hajat
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subhanal-ladzi labisal-‘izza wa qâla bihi. Subhanal-ladzi ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subhana dzil-‘izzi wal-kirami, subḫana dzith-thauli as’aluka bimu‘aqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-rahmati min kitabika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimatikat-tammatil-‘ammatil-lati la yujawizuhunna birrun wa la fajirun an tushalliya ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala ali sayyidina Muhammadin.
Artinya: “Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia.