KORANMANDALA.COM – Pasar Tumpah, atau pasar yang dikenal sebagai pasar tungging, ternyata juga ada di Makkah.
Pasar ini ramai dikunjungi baik pagi maupun malam, terutama bagi mereka yang suka berbelanja untuk oleh-oleh atau kebutuhan selama di Makkah.
Di pasar ini, beragam barang dagangan tersedia, mulai dari makanan seperti nasi, soto, bakso, gado-gado, nasi goreng, hingga berbagai jenis kue, yang umumnya dijual oleh warga Indonesia yang tinggal di Makkah. Harga makanan di sini rata-rata sekitar 5 real per bungkus.
Tidak hanya warga Indonesia, pedagang Arab juga banyak yang menjajakan barang-barang seperti baju jubah, tasbih, peci, surban, dan berbagai macam kosmetik.
Yang menarik, banyak dari pedagang Arab ini yang fasih berbahasa Indonesia dan bersedia menerima pembayaran dalam mata uang rupiah yang mereka sebut sebagai “uang Jokowi”.
Mereka akan menyebut “Jokowi Jokowi” ketika menerima pembayaran dalam rupiah.
Pedagang di sana menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam berjualan di pasar Tumpah adalah seringnya razia dari petugas keamanan, bahkan dagangannya pernah diambil.
Karena itulah para pedagang kaki lima di sana menjajakan dagangannya hanya dengan selembar kain yang cukup besar.
Alasannya apabila ada Askar (polisi/satpol PP), tinggal mengerutkan kain dan membawa barang dagangan terus berlarian mencari tempat aman untuk sembunyi.
Pernah terjadi ketika jemaah pulang shalat subuh membeli barang dari pedagang kaki lima, saat itu datang polisi.
Karena takut, sang pedagang lari tunggang langgang. Sementara pembelinya kebingungan memegang barang yg dibeli namun belum dibayar.
Fenomena ini mirip dan sering terjadi di Indonesia.
Pedagang kaki lima, di negeri ini, kerap diuber-uber dan main petak umpet dengan pasukan polisi pamong praja.- ***