KORANMANDALA.COM – Pasar Klewer merupakan salah satu pusat perdagangan kain yang terkenal di Kota Solo. Sebagai pasar tekstil terbesar di kota tersebut, setiap harinya ribuan pedagang berdatangan, bahkan ada yang berasal dari luar daerah. Nama “Klewer” diambil dari bahasa Jawa yang berarti “baju yang digantung”, mencerminkan aktivitas perdagangan yang ramai di pasar ini.
Selama masa pendudukan Jepang, lokasi Pasar Klewer dulunya digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta api. Namun, setelah sepi dan tidak terpelihara, tempat tersebut kemudian dijadikan tempat berdagang oleh pedagang tekstil. Mereka menaruh barang dagangan di pundak dan menjajakannya kepada pengunjung yang lewat, yang menyebabkan istilah “klewer” muncul.
Pasar Klewer mulai berkembang sejak tahun 1942-1945, dan mengalami perkembangan pesat pada tahun 1968. Pada tahun 1970, pasar ini dibangun bertingkat dan diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1971. Meskipun mengalami kebakaran pada tahun 2014, Pasar Klewer telah direnovasi dan dibuka kembali pada tahun 2017 dengan fasilitas yang lebih modern.
Saat ini, Pasar Klewer tetap mempertahankan pesonanya sebagai pasar tradisional yang klasik namun telah diperbarui dengan fasilitas yang lebih baik. Selain menjual kain dan batik, pasar ini juga menawarkan berbagai oleh-oleh khas Solo dan kerajinan tangan dari UMKM setempat. Oleh karena itu, bagi yang berkunjung ke Solo, Pasar Klewer adalah tempat yang layak untuk dikunjungi.
Di Pasar Klewer, pengunjung akan terpesona oleh banyaknya pilihan batik yang dipajang, mulai dari baju-baju hingga kios-kios yang menjual berbagai jenis batik, termasuk baju daster dan baju batik formal untuk segala usia.
Selain baju dan kain jarik, pasar ini juga menawarkan berbagai kerajinan tangan seperti tas batik, tas rajut, tas kanvas, kipas batik, dompet batik, dan lainnya.
Pasar Klewer menawarkan harga yang terjangkau sesuai dengan kelas pasarnya, namun juga menyediakan batik dengan kualitas yang baik meskipun tidak termasuk kelas high-end.
Dengan berbagai motif dan harga yang bervariasi, pengunjung bisa berbelanja sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Sebagian besar kios menjual baju seharga 100 ribu rupiah untuk 3 potong, dengan harga pertengahan minimal 50 ribu rupiah. Ada juga batik dengan kualitas bagus yang dijual dengan harga di atas 100 ribu rupiah.- *** rida