Choji bertekad untuk mencapai puncak di Shishitoren. Choji percaya bahwa kekuatan dan kebebasan adalah kunci untuk mencapai puncak tersebut.
Tak hanya omongan belaka, Choji membuktikan kekuatannya untuk meraih puncak dengan berkelahi bersama grup Zinc, membalaskan dendam teman grupnya.
Togame terkesan dengan semangat Choji dan mulai menikmati kebersamaan dengan teman-temannya di Shishitoren.
“Dia menghidupi keyakinan kita seperti matahari yang cerah. Choji menyebutnya sebuah kompetisi. Tapi aku tidak menyadari itu…”
“Saat itu aku tidak bisa bergaul dengan orang lain. Tapi berkat Cohji aku bisa bergabung dengan sekumpulan orang dan bersenang-senang…”
“Ini terasa seperti diriku menjadi bebas. Jika Choji jadi pemimpin, itu akan lebih baik untuk tim,” ujar Togame dalam kilas balik.
Setelah Choji berhasil menjadi pemimpin Shishitoren.
“Hey Togame… Aku sudah jadi ketua. Tetapi aku tidak senang sama sekali. Jadi, aku berpikir setiap orang di tim ku harus kuat sama sepertiku,” ujar Choji.
Saat pembicaraan itu. Datanglah tim Shishitoren yang kalah terkena pukulan telak dari grup Zinc datang melapor pada Choji dan Togame.
Bukannya membalaskan dendam seperti dulu. Choji berubah menjadi kejam dan menindas anggota tim yang ia anggap lemah.