KORANMANDALA.COM – Tahun ini, pengawasan untuk masuk ke Makkah semakin diperketat. Aparat Kerajaan Saudi dikerahkan ke berbagai titik keramaian untuk memeriksa dokumen haji secara acak.
Dari banyaknya jamaah yang melaksanakan miqat, dua anggota DPR RI, yaitu Arteria Dahlan dari Fraksi PDIP dan Ashabul Kahfi dari Fraksi Partai Amanat Nasional, terkena razia.
Mereka didampingi oleh mutawif yang membimbing dan membantu mereka dalam melaksanakan umroh.
Saat tiba di Masjid Aisyah, aparat Kerajaan Saudi meminta dokumen mereka. Meskipun telah dijelaskan bahwa Arteria dan Ashabul Kahfi adalah anggota parlemen Indonesia, petugas Saudi tidak langsung mempercayainya.
Bahkan, mereka diarahkan untuk masuk ke dalam kantor guna diinterogasi dan diverifikasi lebih lanjut. Mutawif terus memberikan penjelasan mengenai identitas dan kehadiran mereka sebagai tim pengawas haji.
Setelah pemeriksaan dokumen yang mendalam, petugas Saudi akhirnya percaya bahwa keduanya adalah anggota parlemen Indonesia.
Pengalaman tersebut terungkap dalam rapat penyelenggaraan haji yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Rabu 12 Juni 2024.
Arteria Dahlan dan Ashabul Kahfi beruntung memiliki identitas sebagai anggota parlemen.
Keduanya kini dapat melaksanakan tugas mereka sebagai pengawas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Hingga bulan ini, Kerajaan Saudi telah menindak 300 ribu jamaah haji ilegal dari berbagai negara, termasuk 153.998 orang asing yang masuk dengan visa turis, bukan visa haji.
Proses pengamanan dan pemeriksaan dokumen ini akan terus dilakukan. Saat wukuf di Arafah, petugas akan kembali memeriksa dokumen perjalanan secara acak. Mereka mungkin akan mendatangi tenda-tenda jamaah untuk menanyakan dokumen seperti nusuk, smart card, dan visa haji.
Hal yang sama juga berlaku ketika jamaah berada di Mina dan beraktivitas di Masjidil Haram.
Petugas di sana sangat mungkin akan menanyakan kelengkapan dokumen persyaratan haji.- ***