KORANMANDALA.COM – Kantor Gubernur Makkah al Mukarramah mengumumkan bahwa Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan 1.301 jemaah haji meninggal pada musim haji tahun ini, terutama akibat suhu ekstrem di Kota Suci Makkah dan sekitarnya.
Nasrullah Jasam, Konsul Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, menyampaikan; “Kementerian Kesehatan telah merilis bahwa ada 1.301 jemaah yang wafat pada musim haji 1445 H/2024 M,” pada Senin 24 Juni 2024.
Dari jumlah tersebut, sekitar 83% adalah jemaah haji tidak resmi yang menggunakan visa non haji.
Menurut Nasrullah, suhu udara di Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sangat ekstrem, mencapai lebih dari 50 derajat Celsius.
Banyak jemaah dengan visa non haji harus berjalan jauh di bawah panas matahari tanpa tempat berlindung atau tenda untuk beristirahat.
Di antara mereka, terdapat sejumlah orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis.
Pemerintah Saudi berusaha mengidentifikasi identitas jemaah yang wafat untuk menghubungi keluarga, menerbitkan sertifikat kematian, dan mengurus pemakaman mereka.
Sebelumnya, dr. Indro Murwoko, Kepala Bidang Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), menyatakan bahwa angka kematian jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna menurun dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 40 jemaah haji Indonesia wafat pada periode ini, dengan 11 di Arafah dan 29 di Mina.
“Secara keseluruhan, ada 40 jemaah yang wafat. Mereka meninggal di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina,” kata dr. Indro.
Dibandingkan dengan data tahun 2023, jumlah jemaah yang wafat pada periode Armuzna tahun ini lebih sedikit.