KORANMANDALA.COM – Di tengah perkembangan zaman dan kemajuan teknologi medis, peran dukun beranak tetap relevan dan dihargai, terutama di wilayah perkampungan.
Di Kampung Ciheulang Tonggoh, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Ami atau yang akrab disapa Ma Lebak telah menjadi sosok sentral dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak selama lebih dari empat dekade.
Ma Lebak memulai karirnya sebagai dukun beranak pada tahun 1983, mengikuti jejak orang tuanya yang juga seorang dukun beranak terkenal di kampung tersebut.
Baca Juga : Resmi Pj Wali Kota Bandung Tunjuk Dharmawan Jadi Penjabat Sekda Kota Bandung
Melalui bimbingan orang tuanya, Ma Lebak mempelajari berbagai metode tradisional untuk membantu proses persalinan, termasuk penggunaan ramuan herbal dan teknik pemijatan khusus.
“Dulu emak ngikutin orang tua yang sama juga jadi dukun beranak, emak tiruin cara-caranya seperti cara gimana persalinan sama cara ngurus bayi,” ujar Ma Lebak, pada Senin 1 Juli 2024.
Untuk meningkatkan pengetahuannya, Ma Lebak juga sering mengikuti pelatihan persalinan di berbagai tempat.
“Dulu emak sering ikut ke Ciparay, Magung, sama tempat lain buat belajar cara-cara jadi dukun beranak,” tambahnya.
Ma Lebak tidak hanya mengandalkan ilmu tradisional. Dia juga aktif mengikuti pelatihan kebidanan modern yang diselenggarakan oleh pemerintah dan organisasi kesehatan.
Dengan memadukan pengetahuan tradisional dan modern, Ma Lebak mampu memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dan efektif kepada para ibu hamil.
“Pengetahuan tradisional sangat penting, tapi kita juga perlu memahami perkembangan ilmu kebidanan modern agar bisa memberikan yang terbaik bagi para ibu dan bayi,” ujarnya.