Meski begitu, ada yang memilih untuk tidak mengonsumsi telur dan susu, dikenal sebagai lacto-ovo-pescatarian. Diet ini dikenal memberikan beberapa manfaat signifikan bagi kesehatan.
Pertama, pescatarian mencukupi kebutuhan protein tubuh dengan mengonsumsi ikan, seafood, telur, dan susu. Protein penting untuk pembentukan sel dan jaringan tubuh, pemulihan luka, dan produksi hormon.
Kedua, diet ini memberikan asupan omega-3 yang baik, terutama dari ikan seperti salmon dan tuna, yang berperan dalam menjaga kesehatan jantung, otak, mata, dan mengatur tekanan darah.
Ketiga, pescatarian dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan mengurangi kolesterol jahat (LDL) serta trigliserida dalam tubuh.
Keempat, pola makan ini membantu mengontrol berat badan dengan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, ikan, dan seafood, serta membatasi asupan kalori berlebih.
Namun, seperti halnya pola makan lainnya, pescatarian juga memiliki risiko tertentu.
Konsumsi berlebihan seafood dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan paparan merkuri. Beberapa jenis ikan seperti tuna, makarel, dan pedang dapat mengandung merkuri tinggi, yang perlu dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari diet pescatarian, disarankan untuk memilih cara memasak yang sehat seperti merebus, mengukus, atau memanggang, daripada menggoreng.
Konsultasikan dengan dokter gizi sebelum memulai diet ini, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau ingin memastikan pilihan makanan yang tepat.
Dengan demikian, pola makan pescatarian dapat menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa menghilangkan sumber protein dan nutrisi penting lainnya dari diet mereka.- ***