KORANMANDALA.COM – Tradisi budaya Hajat Sabumi di Desa Pakapasan Hilir, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan sejak zaman “baheula” hingga kini masih terjaga dan dilestarikan oleh warga setempat.
Tidak hanya di Desa Pakapasan Hilir, melainkan di seluruh peloksok desa melaksanakan tradisi ini, sebagai wujud syukur pada Allah SWT atas hasil panen diperoleh.
Hajat Sabumi kali ini dilaksanakan dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1446 Hijriyah, Senin 15 Juli 2024 beberapa waktu lalu.
Tradisi tersebut dilaksanakan setiap bulan Muharram khususnya Hajat Sabumi yang kini hampir punah.
Sementara itu, masyarakat umumnya, menyebut Hajat Sabumi adalah babarit yang merupakan tradisi Sunda, dengan prosesi melaksanakan doa bersama di Aula Balai Desa sekaligus memperingati tahun baru Islam.
Hajat Sabumi merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan hasil bumi pada khususnya. Masih banyak warga masyarakat di desa yang terus melestarikan tradisi ini. Seperti di Desa Pakapasan Hilir Kecamatan Hantara, Desa Cibuntu Kec. Pasawahan, Kelurahan Citangtu, Kuningan dan Desa- Desa lainnya setiap tahunnya menggelar tradisi budaya Hajat Sabumi.
Kegiatan ini tujuannya “Ngamumule Adat Budaya, Nanjeurkeun Komara Agama. Kujalan Hajat Sabumi, Bukti Rasa Sukur Ngajauhkeun Tina Sifat Kufur”.
Salah seorang tetua Desa Pakapasan Hilir Suhirman (73) mengatakan, “tradisi budaya Hajat Sabumi atau Babarit ini dilaksanakan secara turun menurun sebagai warisan Nenek moyang.” Kali ini tradisi Hajat Sabumi dilaksanakan diawal tahun baru Islam 1446 Hijriah.
Keunikan tradisi ini yaitu, Babarit memuat dua perayaan sekaligus. Antara lain memperingati tahun baru Islam (mapag taun) dan selamatan hasil bumi (sedekah bumi) dari hasil pertanian masyarakat.
Prosesi ini diawali ritual, tawasulan, doa dan penyembelihan hewan kambing, sebagai sedekah bumi.
Sedangkan untuk siang harinya mulai pukul 13.00 WIB dilaksanakan pembacaan Maulid Nabi, pembacaan Tilawah Al-Quran, Sambutan Kepala Desa, Sambutan Camat, Siraman Rohani, doa Bersama , pembagian daging ke masyarakat dan pemasangan Sawen (ciri) di perbatasan desa atau tempat khusus.Ujar nya.
Kepala Desa Pakapasan Hilir, Yaya Mulyadi (54) mengungkapkan, “dengan digelarnya Hajat Sabumi ini, pihaknya berharap masyarakat tetap bergotong royong melestarikan tradisi budaya leluhur yang ada, serta mengajak untuk bersama-sama membangun desa diberbagai bidang.
” Ini menandakan bahwa kita masyarakat sangat antusias memelihara budaya para pendiri desa terdahulu yang selalu bersyukur atas karunia Allah SWT. Semoga amal baik bapak/ibu dibalas oleh Allah SWT, ” ucapnya.
“Hajat Sabumi ini selain ungkapan rasa syukur kita, tentunya bertepatan pula dengan memperingati tahun baru Islam 1446 Hijriyah. Dimana kata ulama ada momen istimewa yaitu 10 Muharram. Semoga kita semua mendapatkan maghfirah nya Allah SWT,” kata dia. (Wawan Jr)***