KoranMandala.com -Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Anti Kekerasan Negara (Kontra) menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Jumat 13 Desember 2024. Mereka menyuarakan kecaman terhadap aksi kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian dalam beberapa kasus pembunuhan belakangan ini.
Pantauan langsung Koran Mandala, para demonstran berpakaian serba hitam melakukan long march dari Jalan Braga menuju Polrestabes Bandung sekitar pukul 15.00 WIB. Sepanjang perjalanan, mereka meneriakkan slogan “Polisi Pembunuh, No Justice No Peace.”
Setibanya di Polrestabes Bandung, aksi berlangsung tanpa pengamanan ketat. Hanya segelintir petugas tampak berjaga di sekitar lokasi, sementara mahasiswa bergantian berorasi menyampaikan tuntutan mereka.
Polrestabes Bandung Buru 2 Orang Terduga Pelaku Penculikan IRT di Antapani
Koordinator aksi, Denanda Mulya Lingga (23), dalam orasinya menyoroti empat kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anggota kepolisian dalam sebulan terakhir.
“Kami mengecam empat pembunuhan yang semuanya dilakukan oleh polisi. Mulai dari polisi yang menembak polisi di Solok Selatan, penembakan siswa SMK di Semarang, anggota Brimob yang menembak mati pencuri sawit di Bangka Belitung, hingga polisi yang membunuh ibu kandungnya sendiri di Cileungsi,” ujar Denanda.
Ia menilai rentetan insiden ini mencerminkan lemahnya pengawasan dalam penggunaan senjata api di kalangan aparat kepolisian. “Akibatnya, kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian terus menurun,” tambahnya.
Denanda mendesak Polri untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait izin kepemilikan senjata api bagi anggotanya. “Penggunaan senjata api harus lebih selektif, tidak hanya berdasarkan kebutuhan dinas, tetapi juga mempertimbangkan aspek mental dan psikologis agar kasus serupa tidak terulang,” tegasnya.
Ahmad Sidik Tanjung (22), salah satu peserta aksi, turut menyampaikan keprihatinannya. Ia mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi menjadi korban kekerasan aparat.
“Kami ingin masyarakat sadar bahwa kasus-kasus seperti penggusuran di Dago Elos dan Kebon Jeruk adalah contoh nyata keterlibatan polisi dalam kekerasan terhadap warga,” katanya.
Aksi demonstrasi ini berlangsung damai hingga berakhir pada sore hari. Para mahasiswa berharap tuntutan mereka dapat menjadi perhatian serius bagi institusi kepolisian.