KORANMANDALA.COM – Ahli forensik yang juga polisi, dr Sumy Hastry mengatakan ia telah mengetahui 2 DNA asing yang ditemukan di TKP kasus Subang.
Dikutip Koran Mandala dari YouTube Hastry Forensik, ia menjelaskan bagaimana sebuah DNA dapat mengungkap pelaku tindak kejahatan.
Dalam dunia forensik, metode itu dikenal dengan garis keturunan ibu.
“Pernah dalam sebuah pertemuan forensik, ada sebuah kasus itu mereka menarik sampe 580 sampel DNA. Karena mereka ketemu DNA asing di TKP diduga dari keluarga situ. Ternyata ga matching dengan saksi-saksi,” kata dr Sumy Hastry bercerita tentang kasus lain yang juga menemukan DNA asing seperti kasus Subang.
Baca Juga : Misteri Golok yang Dipakai Yosef, Abi dan Arigi di Kasus Subang Polda Jabar Datangi TKP, Surawan: Ditanam
Singkat cerita, kepolisian terus mencari asal muasal DNA tersebut. Bahkan hingga polisi pensiun 5 tahun.
“Tapi, dia terus ulet dan memang mereka dananya tidak terbatas untuk cek DNA itu ya. Dikerjain terus sampai ketemu garis ibu keturunan ibu. Itu pelakunya,” kata dr Sumy.
Cara menemukan pelaku menggunakan metode DNA dijelaskan ahli forensik adalah dengan membuat pohon keluarga atau silsilah keluarga.
“Kalo di Indonesia itu satu sampel (harganya) bisa Rp8 juta,” kata Sumy Hastry.
Lantas Anjas menambahkan, jika dikaitkan dengan kasus Subang maka tinggal 48 sampel dikalikan Rp8 juta.
Sebelum penetapan 5 tersangka kasus Subang pada 17 Oktober 2023 lalu, ia sempat ‘curhat’ di podcast Deddy Corbuzier.
Sumy mengaku pasrah jika harus kembali dipindah tugaskan ke kamar mayat demi bisa mengungkap hasil autopsi kasus Subang tersebut.
“Pekerjaan saya untuk menyajikan data alat bukti udah selesai. Tapi saya gemes, menurut saya itu bisa (diungkap),” katanya saat hadir dalam podcast Deddy Corbuzier pada 10 Mei 2023 lalu.
Bahkan ia pernah bermimpi didatangi korban yang meminta tolong.
“Saya tersiksa kalau (kasus) Subang itu, wong (korban) datang dalam mimpiku,” kata Sumy Hastry di YouTube Deddy Corbuzier pada 10 Mei 2023 lalu.
DIrinya juga beberkan kasus ini akan terpecahkan apabila semua DNA orang-orang yang ‘aktif’ di jam jam itu diperiksa.
“Di jam itu, Handphone siapa yang online, ambillah DNAnya, kita di TKP udah ada dua DNA yang kita duga pelaku yang asing,” katanya.(rfa/rfa)