KORANMANDALA.COM – Calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, secara terbuka berbicara di hadapan pengurus PWI pusat mengenai pengalamannya setelah ditetapkan sebagai calon presiden.
Salah satu pengalaman kurang menyenangkan yang diungkapkannya terkait dengan reaksi masyarakat saat bertemu dengannya.
Ganjar merasa bahwa wajahnya berubah seperti hantu ketika banyak orang yang awalnya ingin berfoto dengannya tiba-tiba membatalkan atau mengganti baju setelah mengetahui bahwa ia mengenakan seragam ASN.
Pengalaman ini menjadi catatan menyedihkan baginya. Selain itu, Ganjar juga membahas tantangan berat dalam memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), menyatakan bahwa ini merupakan tugas yang sangat berat, namun jika ia terpilih sebagai pemimpin Indonesia, harus mencari solusinya dan menyelesaikannya.
Dalam konteks ini, Ganjar menyoroti aktor yang menjadi penyebab KKN, dan menekankan bahwa regulasi, payung hukum, dan perangkat lainnya sudah baik, sehingga yang perlu diperbaiki adalah perilaku orang, terutama para pelaku KKN.
Pada hari kampanye ketiganya, Ganjar menyatakan kebahagiaannya bisa bertemu dan berdialog langsung dengan PWI yang diisi oleh wartawan senior dan junior.
Ia mengakui peran penting pers dalam menyampaikan informasi yang tepat dan benar kepada publik.
Ganjar membagi media menjadi dua kelompok, yaitu media sosial dan media mainstream, dan menganggap media mainstream memiliki peran penting dalam meluruskan informasi yang mungkin bengkok yang disampaikan oleh media sosial.
Ganjar menyoroti perubahan dalam bisnis pers dari media konvensional ke media digital, menyatakan bahwa saat ini pers mengalami masa sulit, terutama dalam sektor bisnis.
Ia berharap PWI dapat melakukan pembenahan lebih lanjut, termasuk dalam meminimalisir perangkat desa atau orang dalam organisasi masyarakat yang menjadi wartawan.
Ganjar Pranowo menegaskan harapannya bahwa PWI dapat terus memperbaiki diri sesuai dengan bidangnya, termasuk menanggulangi masalah di mana perangkat desa atau anggota organisasi masyarakat menjadi wartawan tanpa alasan jelas.- ***