Selain peningkatan jumlah kasus, angka kematian juga meningkat dari 41 menjadi 71 orang. Kebanyakan kasus kematian terjadi di Subang, KBB, dan Kabupaten Bogor.
Vini menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD dalam waktu singkat ini disebabkan oleh perubahan cuaca, yang mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty, penyebab DBD.
Dia menyatakan bahwa peningkatan kasus ini terjadi karena lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk tersebut.
Untuk mengantisipasi penyebaran DBD, Vini mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah preventif, termasuk memberikan larvasida, abate, dan NS1 ke daerah-daerah dengan kasus DBD yang tinggi.
Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran kepada semua Dinkes di Jawa Barat untuk melakukan pencegahan penyebaran kasus DBD.
Sebelumnya, laporan dari Dinas Kesehatan Jabar menyebutkan bahwa hingga tanggal 29 Februari 2024, terdapat 5.552 kasus DBD dengan 41 kematian akibat penyakit tersebut.- ***