KORANMANDALA.COM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengakui kasus DBD di kota Bandung meningkat cukup signifikan dari tahun lalu.
Kata Anhar, hingga Jumat 22 Maret 2024, jumlah kasus DBD di Kota Bandung menyentuh angka 2.098 kasus.
Sedangkan sepanjang tahun 2023, kasus DBD di Kota Bandung tercatat mencapai 1.856 kasus.
“2.098 kasus kumulatif sepanjang 2024. Ini data hingga Jumat,” kata Anhar Selasa 26 Maret 2024.
Adanya kenaikan kasus DBD di Kota Bandung, kata dia, Pemkot Bandung juga akan melakukan Rapid Diagnosis Test (RDT) sebagai upaya deteksi dini penyebaran penyakit demam berdarah.
Hal ini juga simultan dengan proses abatisasi atau pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya.
Tak hanya itu, upaya pemberantasan sarang nyamuk atau calon jentik nyamuk juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Dalam hal ini, DLH Kota Bandung akan berperan membersihkan potensi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Upaya selanjutnya yang baru diselenggarakan di Kecamatan Ujungberung ialah pengembangan Wolbachia. Seperti diketahui, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang menerapkan Wolbachia sebagai upaya pencegahan penyebaran DBD.
Anhar mengungkapkan, Oleh karenanya, ia meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan.
Pertama, masyarakat Kota Bandung harus memastikan tempat tinggal ataupun beraktivitasnya bebas dari jentik nyamuk. Kedua, jika ada anggota keluarga di rumah yang mengalami demam, segera akses fasilitas kesehatan terdekat.
“Jika ada anggota keluarga yang mengalami demam, jangan tunggu sampai parah. Segera akses layanan kesehatan masyarakat,” pesannya.(Dwi) ***