KoranMandala.com – Larangan mengenakan jilbab bagi atlit Prancis dalam beberapa cabang olahraga selama Olimpiade, mendapat respon petinju Australia, Tina Rahimi. Ia mengkritik keras larangan jilbab di Prancis.
Melalui Instagram pada Jumat silam, Rahimi menyampaikan bahwa wanita harus memiliki hak untuk memilih cara berpakaian mereka, dengan atau tanpa jilbab.
Rahimi, yang berusia 28 tahun dan berasal dari Bankstown di barat daya Sydney, menekankan dalam unggahannya bahwa tidak peduli penampilan, pakaian, suku bangsa, atau agama seseorang, semua bersatu untuk mencapai mimpi yang sama, yaitu berkompetisi dan menang.
Dia menolak diskriminasi dalam olahraga, terutama di Olimpiade.
Rahimi menambahkan bahwa mengenakan jilbab adalah bagian dari keyakinannya dan dia bangga melakukannya.
Sebagai petinju wanita Muslim pertama yang mewakili Australia di Olimpiade, Rahimi mengenakan pakaian lengan panjang dan jilbab saat bertanding.
Rahimi menegaskan bahwa atlet tidak perlu memilih antara keyakinan atau olahraga dan inilah yang harus diperjuangkan oleh atlet Prancis.
Rahimi akan memulai debutnya di Olimpiade pada hari Jumat di divisi kelas bulu putri. Dia sebelumnya memenangkan medali perunggu di Commonwealth Games 2022 di Birmingham dan merupakan juara bertahan Pacific Games.
Larangan jilbab di Prancis hanya berlaku bagi atlet Prancis yang berlaga di Olimpiade, dan tidak berdampak pada atlet dari negara lain.
Larangan ini berlaku untuk berbagai cabang olahraga, termasuk sepak bola, basket, voli, dan tinju, mencakup semua tingkat kompetisi.