KoranMandala.com -Koperasi Artisan Kulit Indonesia, yang diprakarsai oleh Poppy Dharsono, kembali mendatangkan ahli dari Italia untuk meningkatkan kualitas kulit asal Garut. Kali ini, mereka menghadirkan Mrs. Rebecca, seorang konsultan merek mewah dengan pengalaman 50 tahun di industri mode, termasuk bekerja di Gucci.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Koperasi Artisan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Luna Aviantrini, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memetakan tantangan dan potensi industri kulit di Garut.
“Mrs. Rebecca akan membuat masterplan terkait industri kulit di Garut. Selain itu, ia juga mentransfer pengetahuan dan teknologi baru kepada pelaku ekonomi kreatif lokal,” ujar Luna, Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Rabu 18 Desember 2024.
Wisata Shoping Kerajinan Kulit, di Sukaregang Pusat Oleh oleh nya Orang Garut
Dalam pelatihan yang digelar, Mrs. Rebecca membekali pelaku usaha lokal dengan desain canggih, teknologi tekstil, dan manajemen produksi. Para pelaku usaha juga dikenalkan pada standar internasional dalam bahan baku, teknik jahit, pewarnaan, dan pengemasan produk. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi limbah dalam proses produksi.
Produk kulit asal Garut telah dikenal berkualitas tinggi, bahkan disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Hal ini disebabkan oleh perawatan hewan ternak yang baik. Namun, pengembangan produk kulit Garut masih menghadapi kendala, seperti keterbatasan modal dan teknologi.
Ke depan, Pemkab Garut bersama Yayasan Poppy Dharsono akan melanjutkan program inkubasi dan pendampingan. Program ini mencakup pelatihan teknis dan bisnis hingga sertifikasi produk seperti SNI. “Kami berharap produk kulit Garut semakin kompetitif di pasar internasional dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha,” imbuh Luna.
Ketua Koperasi Artisan, Poppy Dharsono, mengatakan kunjungan ini menjadi langkah awal untuk memetakan kapasitas, kelebihan, kekurangan, dan prospek industri kulit Garut. “Ini seperti membuat diagnosis. Nanti akan kita cari solusi atau obatnya,” ujar Poppy.
Poppy juga menyebutkan bahwa produk kulit Garut ditargetkan bisa menembus pasar kelas menengah hingga Asia Tenggara. Menurutnya, peningkatan kualitas memerlukan kesabaran dan konsistensi dari para artisan di Garut.
Sementara itu, Mrs. Rebecca menilai kulit Garut memiliki kualitas baik dengan harga kompetitif. Menurutnya, terdapat peluang besar untuk memperluas pasar dan meningkatkan harga jual produk kulit Garut. “Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mencapai tonggak pencapaian yang jelas dan mengukur keberhasilan kita,” ujarnya.
Selama kunjungannya pada 1–10 Desember 2024, Mrs. Rebecca bertemu sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Garut. Ia juga melakukan kurasi produk kulit seperti tas, sepatu, jaket, dan aksesoris, serta mengunjungi beberapa penyamakan kulit di Garut. Di hari terakhir, ia bertemu Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia, Disparbud, Disperindag ESDM, dan Diskop UKM Kabupaten Garut.
Kehadiran Mrs. Rebecca diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing industri kulit Garut di pasar global.