KoranMandala.com -Pakar pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Affan Sulaeman, menyarankan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan, untuk memprioritaskan konsolidasi internal birokrasi guna mewujudkan visi dan janji kampanye mereka.
Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat yang menetapkan Dedi-Erwan sebagai pemimpin baru Jawa Barat membawa ekspektasi besar dari masyarakat. Janji kampanye untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang “gemah ripah repeh rapih” akan menjadi tolok ukur keberhasilan pasangan ini, mulai dari 100 hari kerja pertama hingga setiap rapat paripurna pertanggungjawaban di DPRD Jabar.
Dr. Affan menyebutkan bahwa keberhasilan pemerintahan baru sangat bergantung pada efektivitas perangkat birokrasi. “Langkah pertama yang harus dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur adalah melakukan konsolidasi internal,” ujarnya kepada wartawan pada Jumat di Bandung, 17 Januari 2025.
Debat Pilwalkot Bandung Belum Menarik, Pakar Kritik Minimnya Solusi Baru
Menurutnya, Dedi-Erwan harus memastikan birokrasi yang solid dan memahami tujuan yang telah ditetapkan. “Pastikan Sekretaris Daerah (Sekda) dan para kepala dinas mampu menerjemahkan program kampanye hingga ke tataran teknis, lengkap dengan kerangka waktu yang jelas,” tegas Dr. Affan.
Ia juga menyoroti pentingnya proses rekrutmen yang berbasis merit sistem, bukan spoil sistem. “Pengangkatan Sekda dan kepala dinas hingga perangkat di bawahnya harus dilakukan secara profesional, berbasis kemampuan dan prestasi, bukan kepentingan politik,” tambahnya.
Selain itu, Dr. Affan menekankan pentingnya memilih personel yang mampu membangun chemistry dengan Gubernur dan Wakil Gubernur. “Hal ini akan mempermudah pelaksanaan program-program prioritas yang diusung Dedi-Erwan,” tandasnya.
Dengan pendekatan ini, Dr. Affan optimis bahwa Dedi-Erwan dapat memenuhi harapan masyarakat Jawa Barat dan membawa perubahan nyata di provinsi terbesar di Indonesia tersebut.