KoranMandala.com -Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memiliki pandangan unik tentang demokrasi. Menurutnya, biaya politik tinggi harus membawa kerukunan dan kesejahteraan rakyat.
“Pemilihan gubernur bukan sekadar seremoni demokrasi yang menghabiskan triliunan rupiah setiap tahun,” ujar Dedi di Bandung beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan bahwa demokrasi harus menciptakan ruang terbuka bagi rakyat. Jawa Barat, dengan jumlah pemilih tertinggi di Indonesia, telah menunjukkan praktik demokrasi yang baik.
Gagasan Out of the Box Dedi Mulyadi Harus di Sinergikan Agar Berdampak Nyata
“Demokrasi di Jabar mengedepankan semangat Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh,” katanya.
Dedi juga menyoroti pemilihan gubernur yang berlangsung damai tanpa gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ia berterima kasih kepada pasangan calon gubernur lainnya yang telah menunjukkan sikap sportif.
“Saya berterima kasih kepada KH Adang dan Ibu Gita, Pak Ahmad Syaikhu, serta Pak Jeje dengan pasangannya,” katanya.
Menurut Dedi, sikap mereka mencerminkan keteladanan dalam demokrasi. Baginya, demokrasi harus menghasilkan kesejahteraan publik sesuai filosofi Jawa Barat, Gemah Ripah Repeh Rapih.
“Filosofi ini bermakna kesejahteraan dan ketertiban, mencerminkan manusia Panca Waluya—cageur, bageur, bener, pinter, dan singer,” jelasnya.