KORANMANDALA.COM – Sembelit pada bayi memang sering terjadi, tetapi kondisi ini sebaiknya tidak dianggap remeh atau dibiarkan terlalu lama karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kerewelan, bahkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi sembelit pada bayi sedini mungkin.

Gejala sembelit pada bayi biasanya meliputi bayi yang tidak buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, tinja yang keras dan sulit dikeluarkan, atau tinja yang berbentuk seperti bongkahan kecil. Kondisi ini dapat membuat bayi merasa tidak nyaman, rewel, dan sering menangis.

Penyebab Sembelit pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Transisi ke makanan padat:
Bayi yang baru dikenalkan dengan makanan padat sering mengalami sembelit karena sistem pencernaannya belum terbiasa dengan makanan tersebut.

Kekurangan cairan:
Kekurangan cairan dapat menyebabkan tinja bayi menjadi kering dan keras, sehingga sulit dikeluarkan. Masalah di mulut, seperti tumbuh gigi atau sariawan, juga bisa membuat bayi enggan makan dan minum.

Pemilihan susu formula yang kurang tepat:
Susu formula memiliki komposisi nutrisi yang berbeda dengan ASI, sehingga lebih sulit dicerna dan dapat menyebabkan tinja bayi menjadi lebih keras dan besar.

Kondisi medis tertentu:
Beberapa kondisi medis seperti penyakit Celiac, hiperkalsemia, hipotiroid, penyakit Hirschprung, dan kelainan sumsum tulang belakang bisa menyebabkan sembelit pada bayi. Selain itu, keracunan makanan, alergi makanan atau susu sapi, dan faktor psikologis juga bisa mempengaruhi.

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi

Penanganan sembelit harus disesuaikan dengan usia bayi karena kondisi fisik mereka berbeda-beda. Misalnya, sembelit pada bayi di bawah 6 bulan sering kali disebabkan oleh konsumsi susu formula. Jika ingin mengganti jenis susu formula atau kembali memberikan ASI, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Untuk bayi di bawah 6 bulan, sembelit bisa diatasi dengan mengayunkan kedua kakinya seperti mengayuh sepeda. Letakkan bayi dalam posisi terlentang dan gerakkan kakinya perlahan.

Untuk bayi usia 6–24 bulan, beberapa cara yang dapat dilakukan meliputi:

Memberikan makanan tinggi serat: Tambahkan sayuran dan buah berserat ke dalam menu MPASI bayi, seperti plum, aprikot, persik, kismis, dan nasi merah.

Memberikan cairan tambahan: Tambahkan asupan cairan di luar waktu makan utama, seperti air putih, sup, atau jus buah. Jus buah segar dari apel atau pir juga bisa membantu melancarkan pencernaan, tetapi batasi tidak lebih dari 120 ml per hari.

Membatasi susu sapi: Jika bayi sudah berusia lebih dari 18 bulan, hindari memberikan susu sapi lebih dari 500 ml per hari dan batasi minuman manis sebelum makan utama.

Jika berbagai cara di atas tidak membantu dan bayi tetap sembelit atau menunjukkan gejala lain seperti BAB berdarah, demam, atau muntah terus-menerus, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.- ***

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version