KORANMANDALA.COM – Overthinking adalah perilaku yang terjadi ketika seseorang terlalu banyak memikirkan hal-hal secara berlebihan. Ini bisa disebabkan oleh kekhawatiran terhadap berbagai masalah, baik yang sepele maupun besar dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hingga trauma masa lalu, yang membuat seseorang sulit untuk menghentikan aliran pikiran tersebut.

Individu yang cenderung overthinking mungkin merasa bahwa kebiasaan ini adalah bentuk kehati-hatian sebelum mengambil keputusan, dan membantu mereka dalam memahami situasi dari berbagai sudut pandang.

Pada kenyataannya, perilaku ini seringkali tidak sehat dan dapat berdampak negatif pada kesehatan.

BACA JUGA: 10 Akun FF Sultan Season 1 Gratis Google Hari Ini 19 Juni 2024, No Tipu-Tipu

Berpikir secara cermat sebelum mengambil tindakan adalah hal yang wajar, namun jika terlalu berlebihan, perilaku ini dapat berdampak negatif.

Berikut adalah beberapa dampak buruk overthinking:

Mengganggu aktivitas sehari-hari
Memikirkan hal-hal berulang-ulang dapat menguras energi dan menyebabkan kelelahan. Overthinking juga dapat menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia atau terbangun di malam hari karena kecemasan.

Menurunkan produktivitas
Overthinking dapat mengganggu konsentrasi, membuat sulit memecahkan masalah, dan menghambat kinerja kerja. Ini dapat mengganggu efisiensi dan produktivitas.

Mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan emosi
Overthinking dapat membuat seseorang kesulitan mengendalikan emosi, seperti marah, panik, dan ketidakamanan. Ini juga dapat menyebabkan isolasi sosial dan meningkatkan risiko depresi.

Mempengaruhi kesehatan fisik
Stres yang disebabkan oleh overthinking dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk sakit kepala, demam, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, overthinking dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, stroke, atau serangan jantung.

Menghambat interaksi sosial
Overthinking dapat mengganggu hubungan sosial dengan membuat seseorang menjadi curiga dan sulit mempercayai orang lain. Hal ini dapat menyebabkan konflik interpersonal dan isolasi.

1 2
Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version