KORANMANDALA.COM – Fruktosa adalah gula yang banyak terdapat dalam makanan dan minuman seperti roti, kue manis, dan minuman kemasan. Meskipun menambah rasa manis, fruktosa dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Fruktosa alami ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan madu, sedangkan fruktosa komersial berasal dari tebu, bit, dan jagung.

Fruktosa olahan berbentuk kristal padat, putih, tidak berbau, sangat manis, dan mudah larut dalam air.

Setelah masuk ke tubuh, fruktosa diubah menjadi energi. Namun, sebagian orang mengalami kesulitan dalam mencernanya, yang dapat disebabkan oleh faktor genetik, kondisi kesehatan tertentu, atau konsumsi fruktosa berlebihan. Ketidakmampuan mencerna fruktosa dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, antara lain;

BACA JUGA: 10 Akun FF Sultan Google Hari Ini 1 Juli 2024, Dapatkan Skin dan Bundle Eksklusif Gratis

Gangguan Pencernaan:
Malabsorbsi fruktosa terjadi saat usus kecil tidak dapat menyerap fruktosa, menyebabkan sakit perut, diare, kembung, dan mual.

Risiko ini lebih tinggi pada penderita penyakit saluran cerna seperti penyakit celiac dan radang usus.

Peningkatan Kadar Gula Darah:
Fruktosa dapat meningkatkan kadar gula darah, yang berbahaya bagi penderita diabetes, ditandai dengan sering buang air kecil, mulut kering, dan rasa haus berlebihan.

Resistensi Insulin:
Konsumsi fruktosa berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada hati, yang mengganggu produksi dan fungsi insulin, memicu resistensi insulin.

Obesitas:
Konsumsi fruktosa yang berlebihan meningkatkan asupan kalori dan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas jika tidak diimbangi dengan olahraga.

Fruktosa lebih berbahaya dibandingkan pemanis lain seperti sukrosa atau glukosa karena juga meningkatkan rasa lapar dan keinginan mengonsumsi makanan manis.

Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan fruktosa, terutama bagi mereka yang mengalami malabsorbsi fruktosa.

Beberapa buah dan sayuran tinggi fruktosa termasuk apel, anggur, semangka, pisang, stroberi, bluberi, alpukat, asparagus, wortel, buncis, dan selada.

Untuk makanan atau minuman olahan, periksa label kemasan untuk kandungan fruktosa atau sirup jagung tinggi fruktosa.

Jangan segera menyimpulkan mengalami malabsorbsi fruktosa jika mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi makanan tinggi fruktosa; konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan.

Batasi konsumsi fruktosa dan pemanis lainnya untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan, terutama jika memiliki riwayat diabetes, penyakit celiac, atau gangguan metabolisme lainnya.- ***

Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version