Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dang Aktivis Sosial)

INI perbincangan canda saya dengan teman satu regu ketika bersama naik haji 1994. Dia Zaenal namanya, jatuh sakit. Dia itu sesungguhnya seorang tenaga kesehatan, yang berangkat dengan ONH sendiri.  Lumayan parah sakitnya.

Saya menjenguknya di rumah sakit di Mekah.  Dia gelisah, takut mati di sana dan tak bisa pulang ke tanah air.

Karena sudah akrab, saya candain dia. “Ji, kan meninggal di sini, jihad, masuk surga”.

BACA JUGA: Bagi-bagi 17 AKUN FF Gratis Masih Aktif 26 Juni 2024 No Hack Evo Gun, Akun Sultan FF Litomplo

“Ah aya jalan  ka surga mah ti lembur ge” jawabnya dengan nafas tersengal senggal.

Alhamdulillah doanya dikabul. Dia bisa pulang dan meninggal di tanah air beberapa tahun kemudian.

Kenangan itu muncul dalam benak saya kemarin, ketika membaca kabar, tahun ini ada 1.301 orang jemaah haji yang meninggal di tanah suci. Sambil berucap inalillahi, saya mencoba mencari tahu kenapa sebanyak itu ? Ini jumlah paling banyak.

Yang menarik, menurut Konsul Haji Indonesia Nasrullah Aznam, 83 % (sekitar 1.000 ), yang wafat itu adalah mereka yang berangkat tidak menggunakan visa haji, alias haji ilegal.

Selain itu juga banyaknya jemaah lansia. Faktor cuaca yang ekstrem menjadi salah satu penyebab. Panas di sana  mencapai 50 derajat.

Jemaah illegal adalah persoalan lain. Jadi tak bisa dibongan bungan. Bongan mau jadi jemaah illegal.

Masalah itu bukan melulu kesalahan mereka.  Itu faktor keadaan yang tak jelas salah siapa. Yang pasti, mereka  menunggu belasan bahkan puluhan tahun. Mandeg di daftar tunggu yang gak jelas solusinya.

Mereka (yang disebut illegal itu) terbuai bujuk rayu para pengusaha travel yang juga spekulasi. Negara, di dalam hal ini Kementerian Agama, tidak bisa mengawasi dan mengendalikan mereka.  Baru ditindak setelah terjadi, setelah ada korban yang dirugikan, materi, kehormatan, bahkan juga nyawa.

1 2
Sumber:

Editor: Eka Purwanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version