KORANMANDALA.COM – Militer Zionis Israel telah membombardir Gaza bertubi-tubi, sehingga hampir 200.000 unit rumah hancur, baik seluruh maupun sebagiannya sejak 7 Oktober 2023.
Korban-korban terus berjatuhan, yang mayoritas terdiri dari wanita dan anak-anak. Kota Gaza kini benar-benar sedang tidak kondusif.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mohammad Ziyara, menuturkan bahwa pemboman tersebut telah ‘menghapus seluruh keluarga dari catatan sipil’ serta ‘lingkungan dan komunitas pemukiman’.
Selain bangunan pemukiman rumah warga, rudal Israel juga telah menghancurkan beberapa tempat fasilitas lain seperti rumah sakit hingga rumah ibadah.
Baca Juga: Bom Israel Kembali Meledak, Gugurkan Keluarga Seorang Kepala Biro Al Jazeera di Gaza
Dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 27 Oktober 2023, menginformasikan bahwa Jalur Gaza mencakup wilayah kecil yang luasnya hanya 365 km persegi atau sekitar 141 mil dengan total 2,3 juta jiwa.
Berdasarkan data kantor kemanusiaan PBB, setiadaknya 45 persen dari seluruh unit rumah di daerah tersebut telah rusak parah akibat serangan brutal Israel.
Adapun daerah yang paling parah diantaranya Beit Hanoon, Beit Lahiya, Shujaiya, lingkungan sekitar kamp pengungsi Shati, dan Abasan al-Kabira di Khan Younis.
Baca Juga: Wartawan Wanita di Gaza Menangis, Tak Kuasa Menyaksikan Darah dan Jasad Para Korban Serangan Israel saat Meliput
Sebanyak 1,4 juta orang di Gaza diperkirakan menjadi pengungsi karena pengeboman Israel yang tiada henti. Sementara, sekitar 639 ribu orang berlindung di tempat penampungan darurat yang ditunjuk oleh PBB.
Sebuah potret perbedaan sebelum dan sesudah peristiwa bom beredar di media sosial yang memperlihatkan kondisi Kota Gaza dari atas satelit.
Dalam potret tersebut, sangat terlihat jelas perbedaan tanah. Jika sebelumnya gedung-gedung masih berdiri kokoh, di foto yang lain tampak gedung bangunan yang sama sudah hancur tak seperti semula.