KORANMANDALA.COM – Berikut ini sosok dan profil Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti yang muncul di film ‘Dirty Vote’ yang tayang pada Minggu, 11 Februari 2024.
Film dokumenter “Dirty Vote” menyoroti dugaan kecurangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, disajikan oleh tiga pakar hukum tata negara, termasuk Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Mereka menegaskan bahwa berbagai instrumen kekuasaan digunakan untuk memenangkan pemilu, meskipun prosesnya melanggar tatanan demokrasi.
Bivitri menjelaskan bahwa film ini mengungkap betapa rusaknya demokrasi di Indonesia, menekankan pentingnya proses pemilu yang adil sesuai dengan nilai-nilai konstitusi.
Baca Juga : Dirty Vote, Bivitri Susanti: Ada Kontradiksi di MK
Lantas siapa sosok Bivitri tersebut? Simak di sini.
Profil Bivitri Susanti
Bivitri Susanti, seorang Pakar Hukum Tata Negara sekaligus pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, memiliki pengalaman luas dalam bidang pendidikan dan penelitian hukum.
Ia pernah menjadi research fellow di Harvard Kennedy School of Government pada 2013-2014, visiting fellow di Australian National University School of Regulation and Global Governance pada 2016, dan visiting professor di University of Tokyo, Jepang pada 2018.
Baca Juga : Rangkuman Film ‘Dirty Vote’ yang Jelaskan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Bivitri juga diakui sebagai penerima Anugerah Konstitusi M. Yamin dari Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas dan Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) sebagai Pemikir Muda Hukum Tata Negara pada tahun 2018.
Pendidikan formal Bivitri dimulai dengan gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1999.
Sejak tahun 1998, ia telah aktif dalam mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) bersama beberapa rekannya.
Baca Juga : Dirty Vote: Ungkap Politik Gentong Babi, Bansos pun Dipersonalisasi
Setelah itu, Bivitri melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar Master of Laws di Universitas Warwick, Inggris, pada tahun 2002, dengan predikat “with distinction”, berkat beasiswa The British Chevening Award.
Saat ini, ia sedang menyelesaikan studi doktoralnya di University of Washington School of Law, Amerika Serikat.
Bivitri terkenal karena keterlibatannya dalam kegiatan pembaruan hukum, baik melalui perumusan konsep maupun advokasi kebijakan.