KORANMANDALA.COMPublikasi dalam jurnal terindeks Scopus sering dianggap sebagai tolak ukur kelas sebuah riset. 

Namun, tidak semua publikasi di jurnal tersebut dapat dianggap berkelas. Profesor Maman A Djauhari, seorang pakar riset dari CQI-TLP Research Groun sekaligus Mantan Guru Besar ITB 1999-2009, membagikan pandangannya mengenai kunci sukses menerbitkan publikasi berkelas di jurnal internasional.

Menurut Profesor Djauhari, ada dua kunci sukses yang harus dipahami oleh para peneliti:

  1. Memahami Teknik Riset yang Berkualitas: Penting bagi peneliti untuk memahami teknik-teknik yang dapat menghasilkan temuan riset dengan kebaruan global dan dampak yang signifikan secara global.
  2. Keterampilan Menyusun Naskah yang Berkualitas: Peneliti juga perlu memahami secara rinci teknik-teknik penyusunan naskah yang dapat memuaskan editor dan para reviewer internasional.

Dalam sebuah webinar bertajuk “Publikasi Internasional Berkelas: Kunci Sukses” yang diadakan melalui Zoom Meeting pada Sabtu, 11 Mei 2024, Profesor Djauhari menegaskan bahwa keberhasilan dalam menerbitkan naskah publikasi berkualitas tinggi tidak hanya bergantung pada kecerdasan individu, tetapi juga pada kesediaan untuk melaksanakan ketertiban dunia, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Baca Juga : Kunci Sukses Publikasi Internasional Berkelas, Prof Maman A Djauhari Ungkap Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya

Untuk mencapai taraf di mana Pendidikan Tinggi menjadi industri penghasil devisa, seperti yang telah dicapai oleh negara-negara maju. 

Ambil contoh seperti : 

– US dan UK dua raksasa pionir IPT (Industri Pendidikan Tinggi). Pada tahun 2020/2021, kontribusi mahasiswa asing kepada pembangunan ekonomi UK adalah sebesar Pounds 41,9 juta atau Rp. 840.528.700.000.000 (menurut kurs tanggal 21/04/2024 pukul 14.20 WIB di mana 1 Pound 2060,35 IDR). Sementara itu, menurut estimasi George Soros, pada tahun 2020 US menambah pundi-pundi sekitar USD 400 juta atau lebih dari Rp. 5.000.000.000.000, hanya dari 1 negara.

– Jepang: IPT di Jepang telah membuat negara-negara Barat merasa kecolongan karena Jepang berhasil mendudukkan diri pada kelompok negara maju.

– Cina: Saat ini IPT di Cina sedang bekerja keras bersiap-siap menyalib kemajuan Barat.

– Singapore: Singapore juga menempatkan IPT sebagai sektor industri (jasa) penghasil devisa yang menyumbang pada pembangunan ekonominya. Tahun 2010-2011, saya ikut terlibat dalam pemasaran produk IPT yang dimotori oleh universitas ternama di Singapore.

1 2
Sumber: Webinar

Editor: Ririn Fitri Astuti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version