Oleh: Muhammad Ihwan Safrudin
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Sudah sejak lama ada kepercayaan kuat bahwa pendidikan adalah investasi sosial yang menguntungkan. Fakta ini menjadikan pendidikan sangat penting bagi masyarakat. Semua komponen terus bergerak menyesuaikan diri seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, termasuk lembaga pendidikan yang kini berfungsi sebagai pusat pembelajaran di era komputer dan internet. Oleh karena itu, negara harus terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan digitalisasi untuk memperkuat daya saing di semua lini, termasuk di bidang pendidikan.
Namun, upaya meningkatkan digitalisasi pendidikan harus didasarkan pada rencana induk yang jelas. Langkah ini penting untuk memastikan kemajuan pendidikan digital di Indonesia tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa. Pesatnya perkembangan teknologi digital harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Digitalisasi yang semakin membentuk kehidupan manusia akan terus berkembang dengan cepat, memengaruhi berbagai sektor, mulai dari industri, peternakan, pertanian, hingga pendidikan.
Sebagai salah satu komponen penting dalam peningkatan sumber daya manusia, pendidikan harus mampu mengikuti dinamika dunia digital. Era digital saat ini tidak hanya mengubah gaya hidup manusia, tetapi juga dapat menggantikan pola hidup masyarakat. Oleh karena itu, banyak program pendidikan kini tumbuh dan berkembang melalui media digital, termasuk melalui platform seperti media sosial.
Implementasi digitalisasi dalam pendidikan di Indonesia telah menunjukkan dampak positif, di antaranya:
1. Akses Pendidikan yang Lebih Luas
Digitalisasi memungkinkan siswa di seluruh Indonesia memiliki akses lebih luas ke sumber daya pendidikan. Teknologi dapat menjangkau daerah yang sebelumnya sulit diakses. Contohnya, siswa di pedalaman Sulawesi kini dapat mengikuti kelas daring yang diadakan oleh instruktur berbasis di Jakarta. Platform seperti Zenius, Ruangguru, dan e-learning Kemendikbud juga membantu menjangkau daerah terpencil. Manfaatnya termasuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara kota dan desa serta memberikan siswa peluang belajar keterampilan baru di luar kurikulum sekolah.
2. Variasi Metode Pembelajaran
Digitalisasi mendukung pengajaran dengan teknologi, seperti video animasi di YouTube untuk menjelaskan konsep matematika yang sulit. Platform seperti PhET Colorado memungkinkan siswa melakukan eksperimen sains secara virtual tanpa laboratorium fisik. Keuntungan lainnya adalah materi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami, dan guru dapat menjangkau berbagai gaya belajar siswa.
3. Efisiensi Pengelolaan Administrasi Sekolah
Digitalisasi juga meningkatkan efisiensi administrasi sekolah. Orang tua dapat mengakses nilai siswa secara instan melalui sistem e-Rapor, sementara sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan berbasis data. Hal ini menghemat waktu dan meningkatkan akurasi dalam manajemen pendidikan.
4. Belajar Mandiri dan Personal
Teknologi memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Misalnya, siswa dapat memanfaatkan Khan Academy untuk memperdalam pemahaman mereka tentang biologi di malam hari. Hal ini meningkatkan motivasi dan kemandirian siswa dalam proses belajar.
Namun, selain manfaat yang signifikan, digitalisasi pendidikan juga menghadirkan sejumlah tantangan, seperti:
1. Kesenjangan Infrastruktur
Tidak semua daerah memiliki akses internet atau perangkat digital yang memadai. Contohnya, banyak sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih kesulitan dengan konektivitas internet. Kesenjangan ini dapat memperlebar jurang digital antara perkotaan dan pedesaan.
2. Ketergantungan pada Teknologi
Ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kemampuan siswa berpikir kritis. Mereka cenderung mencari solusi langsung di internet tanpa mencoba menyelesaikan masalah secara mandiri, sehingga kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah berkurang.
3. Biaya Implementasi yang Tinggi
Digitalisasi memerlukan investasi besar, mulai dari infrastruktur hingga pelatihan guru. Banyak keluarga di pedesaan hanya memiliki satu perangkat untuk digunakan bersama, sehingga menghambat akses pendidikan secara merata.
4. Problem Keamanan Data
Kebocoran data pengguna platform pendidikan daring menjadi ancaman yang harus diantisipasi. Regulasi ketat dan sistem keamanan yang tangguh sangat dibutuhkan untuk melindungi data pengguna.
5. Keterbatasan Kemampuan Digital Guru dan Siswa
Tidak semua guru atau siswa mampu memanfaatkan teknologi secara optimal. Pelatihan menyeluruh untuk guru dan siswa di wilayah terpencil menjadi hal yang mendesak.
Digitalisasi pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia. Namun, pemerintah perlu memastikan ketersediaan infrastruktur secara merata, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Selain itu, subsidi perangkat bagi keluarga kurang mampu dan pelatihan bagi guru harus menjadi prioritas. Dengan pendekatan holistik, digitalisasi dapat menjadi solusi jangka panjang untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.