Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes ( Pemerhati Multimedia, Telematika AI & OCB Independen – Jakarta, 14 Januari 2025)
Hari-hari ini perbincangan publik Indonesia sedang “teralihkan” dengan adanya Aplikasi yang banyak diperbincangkan oleh hampir semua kalangan yakni “Koin Jagat”. Secara sosiologis hal tersebut didorong oleh makin sulitnya hidup saat ini, meski secara resmi PPn 12% tidak jadi diberlakukan, namun faktanya secara sporadis beberapa gerai makanan dan tempat belanja masih mencantumkan besaran angka tsb, alasannya karena sudah telanjur diprogram semenjak akhir tahun lalu dan pemberitahuan pembatalannya mendadak sehingga belum diprogram ulang, sungguh konyol karena lagi-lagi rakyat (jelata) yang menjadi korban.
Jadi dengan munculnya “harapan” berupa sebuah Aplikasi yang secara virtual -namun (katanya) bisa dikonversikan secara nyata- menjadi Perunggu, Perak dan Emas dalam Aplikasi “Koin Jagat” ini, masyarakat bak mendapat harapan layaknya mencoba Permainan “Porkas” alias SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) di era tahun 80-an silam. Kata mereka yang sudah bermain, “Lumayan iseng-iseng daripada tidak ada yang bisa diharapkan setelah negara dirampok selama sepuluh tahun terakhir” katanya. Tentu hal ini merujuk juga pada publikasi terakhir soal Presiden ke-7 Indonesia JkW yang (berhasil) masuk ranking korup dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).