Oleh: Daddy Rohanady
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat
Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia memiliki tantangan besar dalam infrastruktur jalan. Dengan luas wilayah mencapai 35.377 kilometer persegi, konektivitas antarwilayah menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Jalan yang baik tidak hanya mempercepat mobilitas masyarakat, tetapi juga mengurangi biaya logistik, meningkatkan investasi, serta mendukung perkembangan kawasan industri dan pariwisata.
Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Jabar dalam Angka 2022 menunjukkan bahwa masih banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan. Dari total panjang jalan di Jawa Barat yang mencapai 28.176,98 kilometer, hanya 16.810,37 kilometer (59,7%) yang dalam kondisi baik, sementara 2.398,77 kilometer masih dalam kondisi rusak berat.
Setiap Gubernur Jawa Barat telah melakukan perbaikan jalan di berbagai wilyah, tetapi tantangan besar masih ada. Kini, Kang Dedi Mulyadi (KDM) menetapkan target untuk memperbaiki jalan Jawa Barat hingga 100% pada tahun 2026 dengan meningkatkan alokasi anggaran dari Rp 600 miliar menjadi Rp 2,4 triliun.
Target besar KDM bukan tanpa alasan kuat. Pembangunan jalan yang berkualitas sangat berdampak pada ekonomi daerah,
Ada beberap poin yang bisa di highlite soal dampak Jalan Berkualitas terhadap Ekonomi Jawa Barat
1. Meningkatkan Kelancaran Distribusi Barang dan Jasa
Dengan panjang ruas jalan provinsi yang mencapai 2.360,60 kilometer dan jalan kabupaten/kota 24.027,18 kilometer, infrastruktur yang memadai akan mempercepat distribusi hasil pertanian, industri, dan barang konsumsi ke seluruh daerah. Logistik yang lancar akan menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk Jawa Barat di pasar nasional dan global.
2. Mendukung Kawasan Industri
Jawa Barat memiliki beberapa kawasan industri strategis, seperti di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Jalan yang baik sangat penting untuk kelancaran aktivitas manufaktur, distribusi bahan baku, serta pengiriman produk ke pelabuhan dan pusat perdagangan. Peningkatan lebar jalan, material konstruksi, serta fasilitas pendukung seperti marka jalan dan penerangan akan menjadi kunci bagi keberlanjutan kawasan industri ini.
3. Menekan Biaya Transportasi dan Waktu Tempuh
Data menunjukkan bahwa jumlah kendaraan di Jawa Barat terus meningkat, dengan 13,7 juta unit kendaraan roda dua dan 2,1 juta unit kendaraan roda empat. Jalan yang buruk menyebabkan kemacetan, meningkatkan konsumsi bahan bakar, dan memperpendek umur kendaraan. Perbaikan jalan yang tepat akan mengurangi beban biaya transportasi dan meningkatkan efisiensi waktu perjalanan.
4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang saat ini berada di 4,95%, masih ada kesenjangan besar dibandingkan target nasional 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo. Infrastruktur yang baik menjadi salah satu faktor utama dalam mendorong investasi, meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah, serta mempercepat pengembangan sektor pariwisata dan perdagangan.
Target besar KDM Gerak Cepat membangun Jalan di Jawa Barat tentu menghadapi tantangan yang besar juga, diantaranya:
1. Keterbatasan Anggaran
Meski Dedi Mulyadi telah mengusulkan peningkatan belanja jalan hingga Rp 2,4 triliun, masih perlu strategi optimalisasi anggaran agar perbaikan jalan dapat dilakukan dengan efisien dan merata.
2. Kualitas Konstruksi yang Perlu Ditingkatkan
Pembangunan jalan yang tidak sesuai standar kerap menyebabkan jalan cepat rusak, terutama akibat beban kendaraan berat dan faktor cuaca. Penggunaan material berkualitas tinggi serta pengawasan ketat dalam pengerjaan sangat penting.
3. Tingginya Lalu Lintas Kendaraan
Dengan jumlah kendaraan yang terus bertambah, jalan-jalan utama di Jawa Barat sering mengalami kemacetan dan kerusakan lebih cepat. Perlu strategi pelebaran jalan, pembangunan jalur alternatif, serta optimalisasi sistem transportasi publik.
4. Dampak Lingkungan dan Perubahan Iklim
Kerusakan jalan akibat bencana alam seperti banjir dan longsor masih menjadi tantangan besar. Pembangunan drainase yang baik serta penerapan teknologi jalan tahan bencana harus menjadi prioritas.
Perlu dipertimbangkan beberapa strategi Solutif untuk Mewujudkan Jalan Provinsi yang Berkualitas.
1. Optimalisasi Anggaran dan Sumber Pendanaan Alternatif
Mengalokasikan anggaran lebih besar untuk perbaikan jalan dalam APBD.
Menggandeng swasta melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk proyek infrastruktur strategis.
Memanfaatkan dana hibah atau bantuan dari pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan.
2. Peningkatan Standar Konstruksi Jalan
Menggunakan material tahan lama dan teknologi modern dalam pembangunan jalan.
Menerapkan sistem pengawasan ketat terhadap proyek infrastruktur untuk mencegah korupsi dan memastikan hasil yang berkualitas.
Menambah lebar jalan di kawasan industri dan jalur transportasi utama untuk meningkatkan kapasitas lalu lintas.
3. Pengembangan Infrastruktur Pendukung
Menambah marka jalan, penerangan jalan umum (PJU), CCTV, serta jalur pedestrian dan sepeda untuk keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Membangun jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan di jalan utama.
Meningkatkan sistem transportasi publik agar masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada kendaraan pribadi.
4. Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Ketahanan Bencana
Menerapkan sistem drainase yang baik untuk mencegah genangan air dan kerusakan jalan akibat banjir.
Memanfaatkan teknologi jalan berpori dan aspal tahan cuaca ekstrem untuk memperpanjang umur jalan.
Melakukan reboisasi di sekitar jalan untuk mengurangi risiko longsor.
Pembangunan jalan provinsi yang berkualitas adalah faktor kunci dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Dengan perbaikan infrastruktur yang terencana, biaya logistik dapat ditekan, konektivitas kawasan industri meningkat, serta mobilitas masyarakat menjadi lebih efisien.
Dedi Mulyadi telah menetapkan target ambisius untuk menyelesaikan perbaikan jalan hingga 100% pada tahun 2026, dan hal ini harus didukung dengan anggaran yang cukup, standar konstruksi yang lebih baik, serta strategi transportasi yang berkelanjutan.
Jika Jawa Barat ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang ditetapkan Presiden Prabowo, maka pembangunan jalan yang berkualitas harus menjadi prioritas utama. Dengan infrastruktur yang memadai, Jawa Barat akan semakin kompetitif dalam investasi, industri, dan kesejahteraan masyarakat.