OLEH TATANG SUHERMAN (PEMRED KORANMANDALA.COM)
SEBUAH perhelatan akbar yakni kongres ke XXV PWI sudah selesai. Hendry Chaerudin Bangun terpilih menjadi Ketua PWI 2023-2028 dengan perolehan 47 suara mengungguli rivalnya Atal S Depari yang memperoleh 41 suara.
Bagi Hendry, keikut sertaan dalam pemilihan ketua umum PWI ini merupakan kali kedua. Lima tahun lalu, Hendry harus mengakui keunggulan Atal S Depari dengan selisih tiga suara.
Sebagai orang yang berpengalaman lebih dari lima tahun menjadi Sekjen PWI, tiga tahun menjadi wakil ketua Dewan Pers, diyakini Hendry akan mampu membawa perahu organisasi kewartawanan tertua di Indonesia ini menjadi sebuah organisasi yang berwibawa.
Tugas sebagai ketua baru adalah menjaga marwah PWI dengan cara meluruskan dari yang bengkok-bengkok, membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Utamanya, membangun PWI ke depan menjadi sebuah organisasi yang berwibawa, disegani, dan diperhitungkan sebagai tempat berhimpunnya para wartawan di negeri ini.
Sejak mendeklarasikan diri untuk maju menjadi ketua umum PWI, setahun lalu di halaman Masjid Raya Medan, Hendry sudah menyatakan keinginannya untuk mengembalikan marwah PWI yang mulai kedodoran.
Sejalan dengan itu, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu pun menitipkan harapan pada pengurus PWI baru untuk berupaya menjaga integritas dan independensi baik dari sisi organisasi maupun para jurnalis.
Ninik percaya bahwa kepengurusan periode lima tahun ke depan mulai dari ketua, wakil ketua, pengurus harian dan sebagainya akan mampu mewujudkan harapannya itu.
Apa yang diharapkan Dewan Pers, tentu saja diharapkan juga oleh sebagian besar anggota PWI yang menginginkan kredibilitas, integritas, dan profesionalisme terjaga dengan baik.
PWI harus bebas atau bersih dari oknum wartawan yang tindak tanduknya sering dikeluhkan oleh narasumber dan pembaca. Inilah salah satu tugas berat Hendry bersama kabinetnya.
Oleh karena itu, untuk menjaga marwah wartawan, salah satu yang harus ditegakan adalah kepatuhan terhadap Kode Etik Jurnalistik. KEJ harus senantiasa menjadi acuan wajib bagi wartawan dalam menjalankan profesinya.
Uji kompetensi wartawan (UKW) yang benar-benar selektif merupakan langkah jitu untuk menjaring wartawan profesional dan berintegras.
Pelatihan-pelatihan untuk memperkaya wawasan khas era digital harus pula dilakukan secara berkala untuk meng-upgrade pengetahuan setiap wartawan. Selamat menjalankan amanah Bang Hendry dan terimakasih kepada Bang Atal S Depari.