Oleh : Dedi Asikin
Semua pemilihan di tingkat manapun , dari RT sampai Presiden tujuan pasti kemenangan.
Kalau sekedar nyalon saja, namanya pembuangan. Tak hanya energi, tenaga dan pikiran tapi juga uang.
Dalam pilpres katanya faktor cuan itu berbilang ratusan meter (milyar), bahkan kata Agung Laksmono (ketua Dewan Pakar Partai Golkar), mencapai ton (trilyun).
Semua kandidat calon presiden sekarang masih ribet urusan pencalonan saja. Soal menang mah kumaha engke, bukan engke kumaha.
Yang pasti berapa pun calonnya, yang jadi cuma satu pasang, mung siji.
Baca juga: Viral! Customer Ojol Gak Mau Pakai Helm, Pilih Turun dan Tolak Bayar Ongkos, Hanya Karena Alasan Ini
Adalah partai Golkar yang harus berfikir matang. Peluang jangan dibuang, sayang.
Bocorannya Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah memanggil mantan Gubernur Jawa Barat. Menurut Ahmad Dolly ( politikus Golkar dan ketua komisi II DPR RI) RK ditawari untuk jadi cawapres Ganjar dan RK sudah melaporkan hal itu kepada Ketum Airlangga Hartarto.
Tapi kata Dolly, Golkar dalam Munas, Rapimnas maupun Rakernas, sudah memutuskan Airlangga Hartarto (ketum) untuk menjadi Capres atau paling tidak Cawapres.
Menghadapi perkembangan mutakhir itu (soal peluang RK) partai beringin itu harus berfikir dan mengambil langkah yang realistis dan rational, juga akal sehat.
Masalahnya Airlangga itu tidak memiliki elektabilitas yang memadai.
Baca juga: Abidzar Al Ghifari Ungkap Kriteria Wanita Idaman: Aku Mencari yang Baik Hatinya
Menurut survei Poling Institute ( 21 sampai 25 Agustus) untuk jadi Cawapres Ganjar, AH hanya mendapat nilai 4,2 persen Jauh dibawah RK yang 31,7 persen.
Demikian pun untuk jadi Cawapres Prabowo Subianto, AH hanya dapat 4,2 persen jauh ya dibawa Erick Thohir (28,8) , bahkan juga dibawah Gibran Rakabuming Raka (17,3).
Kalau mau rational tentu saja PS harus mengambil Erick Thohir sebagai Cawapres.
Selain elektabilitas tinggi, isi tas Menteri BUMN itu juga tebal,bal. Kekayaannya sekitar 2,3 ton (trilyun), sementara AH hanya sekitar 454 meter. Jangan lupa, PS itu sangat yakin seorang calon itu selain elektabilitas, juga harus tebal isi tas.
Jadi bukan mustahil PS mengambil Erick sebagai Cawapres. Erick yang diusung PAN sesama anggota KOALISI INDONESIA MAJU , bersama Golkar dan Gerindra, mengusung PS sebagai Capres.
Baca juga: Viral! Customer Ojol Gak Mau Pakai Helm, Pilih Turun dan Tolak Bayar Ongkos, Hanya Karena Alasan Ini
Kembali ke PDI-P yang meminta RK jadi Cawapres Ganjar, itung-itungan politiknya tak lain, untuk menambal kekurangan elektabilitas Ganjar di Jawa Barat. Dan itu perhitungan realistis, mengingat RK figur kuat di Jawa Barat.
Dari segi realistis dan rational dan akal sehat, maka sepantasnya Golkar mendukung RK menjadi cawapres Ganjar. Menurut beberapa pengamat peluang menang , duet mantan gubernur yang bertetangga itu sangat tinggi.
Untuk itu, ada langkah politik yang harus diambil Golkar sesegera mungkin. Tak lain, mengalihkan dukungan dari AH ke RK. Resikonya, seperti diusulkan dewan pakar, ya, harus Munaslub.
Nah masalah ini yang sekarang sedang jadi permainan tarik tambang antara kubu Dewan Pakar yang dipimpin Agus Laksono dengan para pengurus DPP dibawah Airlangga Hartarto.
Kalau stagnan begini, jangankan untuk menang, untuk sekedar bisa nyalon saja, masih ngawang-ngawang. Masih berupa pertanyaan panjang.
Monggo para politisi beringin, berfikir yang seksama, rasional dan dengan akal sehat.
Mau menang atau cuma nyalon doang?. (*)
Penafian: Opini di atas murni adalah tanggung jawab penulis. Redaksi Koran Mandala hanya sedikit melakukan penyuntingan tanpa mengubah logika dan makna tulisan.