Kedua, proyek pembangunan dinasti politik keluarga dapat dianggap sebagai bentuk nepotisme yang dapat mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan reaksi balik terhadap keluarga dan ambisi politik mereka.
Ketiga, melemahnya upaya antikorupsi dan risiko otoritarianisme. Proyek pembangunan dinasti politik keluarga dapat melemahkan upaya antikorupsi di Indonesia. Hal ini dikarenakan dinasti politik cenderung memusatkan kekuasaan di tangan beberapa keluarga, yang dapat menyebabkan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Singkatnya, proyek pembangunan dinasti politik keluarga memiliki potensi konsekuensi yang signifikan bagi demokrasi Indonesia. Konsekuensi-konsekuensi ini berkisar dari konsentrasi kekuasaan dan risiko nepotisme hingga melemahnya upaya-upaya anti-korupsi dan risiko otoritarianisme.
Keberhasilan atau kegagalan dinasti keluarga tentunya memiliki konsekuensi yang luas bagi masa depan politik Indonesia.
Penafian: Opini di atas murni adalah tanggung jawab penulis. Redaksi Koran Mandala hanya sedikit melakukan penyuntingan tanpa mengubah logika dan makna tulisan.