Pada momen perang Surabaya, KH Mansyur membuat puluhan ribu bambu runcing. Sebelum dikirim ke Surabaya dan dibagikan kepada para pejuang, bambu runcing itu sudah didoai oleh Kiyai. Lalu ujungnya yang runcing diolesi cairan yang katanya mengandung racun yang mematikan.
Muntilan Magelang juga dikenal sebagai pembuat senjata tradisional itu. Di sana ada KH Anwari Sirajd pemimpin pondok pesantren Watu Congol, Muntilan Magelang.
Dengan karomah yang dimilikinya, kiyai membuat dan memproduksi bambu runcing, kemudian diberikan kepada para pejuang.
Demikian besarnya peran bambu runcing sebagai alat perang melawan tentara kolonial, banyak daerah dan kalangan yang mengabadikan alat tradisional itu.
Kabupaten Temanggung menjadikan bambu runcing sebagai lambang Kabupaten. Di sana juga ada organisasi bernama Barisan Bambu Runcing.
Di Muntilan Magelang dibangun monumen dan taman bambu runcing.
Di Surabaya ada tugu bambu runcing. Di salah satu pintu gerbang Musium Satria Mandala Jakarta, juga melintang bambu runcing.
Pokoknya alat sederhana tetapi cukup bertuah dalam melawan musuh itu, pernah menjadi ikon perjuangan bangsa menuju dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ini.
Selamat hari Pahlawan Nasional. (*)