KORAMANDALA.COM – Mungkin tak banyak yang tahu pendiri Kerajaan Majapahit itu seorang keturunan Sunda.
Dia putra pangeran Rakyan Dharmasiksa. Cucu raja Galuh Prabu Dharmakusumah atau Sang Lumahing Winduraja.
Ibu Raden Wijaya atau nama aslinya Sang Naraya Ramawijaya adalah Diyah Lembu Tal, cucu Ken Arok pendiri Kerajaan Singasari Jawa Timur.
Pangeran Rakyan Dharmasiksa tewas diracun saudara kandungnya. Sebenarnya Rd. Wijaya itu calon raja Galuh generasi ke 26. Tapi dia memilih ikut ibunya pulang ke Singosari.
Baca juga: Polda Metro Jaya Periksa Firli Bahuri Selasa, Segera Ditetapkan Tersangka?
Setelah dewasa dia diangkat raja Singosari Kertanegara menjadi Panglima Perang. Malahan dia menikahi 4 orang putri raja yaitu Gayatri Tribuananeswari, (Prameswari), Tribuananeswari Narindra Duhita dan Jayendradewi (ketiganya selir). Kemudian seorang lagi, selir Dara Petak, putri raja Dharmaraya dari Sumatera.
Tahun 1292 terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Jakatwang, bupati Gelang Gelang yang merupakan bawahan dari kerajaan Singosari.
Jayakatwang berhasil membunuh raja Kertanegara yang merupakan raja Singosari terakhir. Lalu Rd. Wijaya menyingkir ke arah timur mengikuti aliran kali Brantas.
Baca juga: APBD Kabupaten Bandung 2024 Ditetapkan Rp 7,2 Triliun, Bupati : Berkah Memuliakan Ulama
Lantas dia dengan dukungan bupati Sumengeb (Sumenep) saudara sepupu Kertanegara, kepala desa Kudadu dan pengawal setia, Nambi, Mahesa, Anabrang, Lembu Sora, Dharmaputra, membuka hutan di kanal Kali Berantas, tepatnya di Trowulan.
Tahun 1293 Rd. Wijaya mendeklarasikan berdirinya kerajaan Majapahit dan menyatakan dia sebagai raja pertama Majapahit. Dinamai Majapahit karena waktu kerja membabat hutan ditemui buah Maja yang rasanya pahit.
Di luar perkiraan, kerajaan itu mengalami kemajuan dan kejayaan. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kejayaan.
Dengan bantuan Mahapatih Gajahmada, Majapahit berhasil menguasai Nusantara.