Oleh : Dedi Asikin
KORANMANDALA.COM – Momen pemberangkatan Transmigran pertama, 12 Desember 1950 dijadikan sebagai Hari Bhakti Transmigrasi. Sebenarnya ide perpindahan penduduk dari tempat yang padat ke daerah yang masih jarang penghuni, sudah diunggah Bung Karno dalam sebuah tulisan di harian Soeloeh Indonesia tahun 1927.
Lalu Bung Hatta sebagai Wakil Presiden menyampaikan hal itu dalam konferensi Ekonomi di Kaliurang Yogyakarta tahun 1946.
Sampai sekarang sudah lebih dari 20 juta penduduk pulau Jawa yang sudah ditransmigrasikan ke beberapa tempat di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Secara umum, ciri-ciri transmigran konvensional itu adalah profil seorang petani dengan muka kusut dan pakaian kumuh.
Tapi pada tahun 2024 bakal ada perpindahan penduduk yang berpenampilan lain. Mereka tampil perlente. Sebagian berdasi dan kadang fulldress.
Mereka itu bukan transmigran biasa. Mereka adalah pejabat negara mulai tingkat menteri, para kepala lembaga negara, anggota DPR dan para ASN.
Yang ngurus juga bukan Ditjen Transmigrasi di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), namun Kementerian PAN-RB bersamaan Bapenas dan berkordinasi dengan Badan Otorita IKN.
Mereka harus (senang atau tidak) pindah bekerja di ibukota negara yang baru di Kalimantan Timur.
Menurut Menpan-RB Abdullah Azwar Anas, seluruh yang akan boyong ke IKN Nusantara itu berjumlah 16.900 orang atau sekitar 100 ribu jiwa bersama keluarga.
Mereka akan diberangkatkan secara bertahap, tergantung dari penyelesaian pembangunan terutama perumahan dan perkantoran.