Dalam peristiwa itu (12 Januari 1962), KRI Macan Tutul kapal torpedo jenis Yaguar, salah satu dari 8 kapal yang baru dibeli dari Jerman, tengelam bersama 39 awak termasuk komandan perang Komodor Yos Sudarso.
PBB yang melihat ketegangan dan ancaman perang besar itu tidak tinggal diam. Lembaga negara se dunya itu berhasil mendesak Belanda untuk menyerahkan kekuasaan kepada UNTEA (United Nation Temporary Executif Atority) yaitu Badan Pemerintah sementara PBB yang dipimpin dan dikendalikan oleh Sekretaris Jenderal (U Than).
Untea sempat membuat jajak pendapat masyarakat Papua apakah mau merdeka seperti opsi Belanda atau bergabung dengan Indonesia.
Hasil jajak pendapat itu terbukti masyarakat Papua lebih memilih gabung dengan Indonesia.
Dari UNTEA lah akhir tanggal 1 Mei 1963 Indonesia menerima kedaulatan penuh dari Sabang sampai Merauke. Untuk semua itu untuk kedaulatan RI kita telah berjuang dengan paradigma “Diplomat Bicara, senjata menyalak”.- ***