Sementara itu Komodor Yos Sudarso mengambil alih komando Macan Tutul dan meminta dua KRI lain balik badan menghindari pertempuran.
Macan Tutul sendiri sempat belok kanan, tapi malang rupanya terjadi kemacetan mesin. Akibatnya fatal, Macan Tutul (MT) jadi sasaran. Tembakan-tembakan dari kapal Belanda membuat MT pecah berantakan. Pelan tapi pasti MT tenggelam ke dasar laut Arafuru.
Yang menarik adalah heroisme yang dimiliki Yos Sudarso. Meski sebenarnya dia masih bisa meninggalkan kapal, tapi dia lebih memilih tenggelam bersama pasukannya.
Namun sebelum itu Yos sempat mengirim pesan “kobarkan terus semangat tempur”. Dan akhirnya MT benar-benar sampai ke dasar laut.
Macan Tutul di terkam laut Arafuru. Itu terjadi tanggal 15 Januari 1962.
Selain Yos Sudarso ikut tenggelam dan tewas, kapten kapal Wiratno, ajudan Yos kapten Memet, kapten Ciptadi, dan 21 anggota pasukan, diketemukan tewas dan 53 ditahan Belanda.
Dua KRI selamat meski mengalami kerusakan. Kejadian itu merupakan pil pahit bagi Indonesia. Itu diterima sebagai sebuah kekalahan perang.
Sampai-sampai, katanya, Kasad Abdul Haris Nasution merasa malu dan tidak berani mengabarkan kejadian itu kepada Presiden Soekarno. Katanya, yang langsung melaporkan adalah Kol Mursyid.
Siapa Yos Sudarso ?
Nama aslinya adalah Yosafhat Sudarso. Lahir di Salatiga Jawa Tengah tanggal 24 Nopember 1925.