KORANMANDALA.COM – Tanggal 20 Desember adalah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Unsur paling dominan dari HKSN adalah Kesetiaan.
Kesetiaan itu lubuk dalamnya adalah rasa cinta. Karena cinta orang rela saling menjaga saling melindungi dan siap bersama dalam suka dan duka. Dalam kaya raya atau duka nestapa.
Secara kesejarahan, HKSN itu cakal bakalnya berasal dari ide seorang Menteri Sosial.
Terkisah tanggal 20 Desember 1948, tentara kolonial Belanda (dalam kaitan perang kolonial) menyerang kota Yogyakarta, yang waktu itu merupakan ibu kota sementara Republik Indonesia.
Berkat rasa kebersamaan dan kesetiakawanan, rakyat Yogyakarta bersama para pejuang bersenjata, berhasil mempertahankan Yogya sebagai ibu kota RI. Keberhasilan itu membuktikan Indonesia tetap merdeka secara de’ jure dan de’facto. Sekali merdeka tetap merdeka.
Bersumber dari kondisi itu, Menteri Sosial Muljadi Djojomartono merancang implementasi hubungan sosial dan kebersamaan dalam wujud sebuah momentum, Hari Sosial.
Dibuatlah lambang dan kode etik. Dan mulai tanggal 20 Desember 1949 ditetapkan sebagai Hari Sosial.
Masalah sosial ternyata memang tak pernah stagnan, apalagi mati. Itu soal hidup dan kehidupan.
Sejalan dengan pertumbuhan dan dinamika bangsa, tahun 1976 Menteri Sosial S. Mintareja merubah nama hari Sosial menjadi Hari Kebaktian Sosial dan mulai diperingati 20 Desember 1976.
Bangsa Indonesia masih terus eksis dan semakin berkembang. Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.