Oleh : Dedi Asikin
KORANMANDALA.COM – Orang Indonesia pasti bangga. Terlebih saudara saudara kita di bumi Serambi Mekkah (Aceh).
Pasalnya UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural Organisation, organisasi sayap PBB mengakui dan menetapkan tanggal lahir Laksamana Malahayati 1 Januari (1550) sebagai hari raya dan diperingati di seluruh dunia.
Direktur UNESCO mengumumkan hal itu dalam Sidang UNESCO ke 42 di Paris Perancis tanggal 4 Desember 23 yang lalu.
Inilah prestasi seorang warga Indonesia (perempuan) untuk bangsa dan negara. Dia diakui sebagai perempuan pertama di dunia yang menyandang pangkat Laksamana dengan jabatan sebagai panglima angkatan Laut Kerajaan Aceh (1586-1615).
Sebelum menjadi panglima angkatan Laut dan berpangkat Laksamana, dia mengemban tugas sebagai komandan pasukan pengawal istana dan sekaligus kepala protokol. Ketika ayahnya panglima angkatan Laut Kerajaan Aceh, Laksamana Teuku Mahmud Syah meninggal, Sultan Alauddin Riwayat mengangkat Malahayati menggantikan ayahnya sekaligus memberi pangkat Laksamana.
Malahayati atau Keumala Hayati kemudian membentuk pasukan Inong Balee. Anggotanya janda-janda yang suaminya gugur dalam perang melawan kolonial Portugis.
Jumlahnya mencapai 2000 orang. Inong Balee itu bahasa Aceh, Inong berarti perempuan dan balle adalah janda. Malahayati yang lulusan Akademi Militer Baitul Maqdis (kerajaan Aceh) telah mendidik dan melatih pasukan Inong Balee menjadi pasukan tangguh dan ditakuti musuh.
Pertempuran pertama terjadi tahun 1586 di Teluk Haru bersama suaminya Laksamana Zainal Abidin melawan Portugis. Meski berhasil mengusir musuh tapi justru sang suami gugur dalam pertempuran itu.
Malahayati sendiri gugur (30 Juli 1615) dalam pertempuran di teluk Kerueng Raya melawan tentara Portugis yang dipimpin Martin Alfonso de Casleo.
Pemerintah telah memberikan gelar pahlawan nasional tahun 2017 (402 tahun pasca ybs wafat) dengan Kepres No.115/TK/2017.