Oleh : Dedi Asikin
KORANMANDALA.COM – Itu harapan semua orang, termasuk saya. Pilpres dan semua pemilihan pemimpin, pilkada sampai Pilkades, bahkan juga pemilihan rete dan rewe (RT/TW) sukses tanpa ekses.
Harapan itu lebih sulit dibanding ketika nonton pertandingan sepakbola. Jujur waktu muda dulu, saya senang nonton sepak bola. Tapi jujur pula nonton bola itu lebih senang jika terjadi kericuhan.
“Sing gelut, sing gelut”, itu biasa kami teriakan di pinggir lapangan jika mulai ada keributan.
Tapi sekarang dalam pilpres saya dan hampir semua orang tentu benar-benar berharap pilpres itu sukses tanpa ekses. Pemilu luber, (langsung umum bebas rahasia) dan jurdil (jujur dan adil), benar-benar jadi kenyataan.
Pemerintah juga demikian. Makanya dibentuk, Panwaslu, Bawaslu. Bahkan sekarang ada juga DKPP (Dewan kehormatan Penyelenggara Pemilu). Lengkap sudah. Ada wasit dan hakim garis. Ditambah kontrol sosial dari masyarakat dan media massa.
ASN, Polri dan TNI diminta netral. Tidak kemana-mana dan tidak di mana mana. Tegak lurus berada di tempat ugas.
Tapi harapan itu rupanya tinggal harapan. Hampir di semua pemilu, pilkada bahkan pilkades selalu ada ekses, ada kecurangan.
Cuma pilte dan pilwe (Pemilihan RT dan RW) yang hampir tak terdengar ada masalah. Pemilu rete dan rewe mah biasanya berlangsung sesuai harapan. Sukses tanpa ekses.
Nah menjelang pilpres 2024 rasanya mata dan telinga ini sudah mulai sepet. Berita dan cerita pertanda akan dan telah terjadi kecurangan telah mulai terdengar di sana sini.
Yang bermain tak hanya peserta, tetapi juga wasit dan hakim garis. Antara pemain (Paslon dan timses) sudah mulai saling sikut, saling akal mengakali. Lalu saling tuding menuding.