Presiden mah tidak bisa disalahkan. Apalagi di negara, yang presiden, rasa raja.
Nah ternyata tugas Prabowo yang bukan akhli singkong itu dikabarkan gagal. Pas dengan hadits itu. Salah satunya terjadi di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah.
Saya menemukan literasi, hasil investigasi majalah Tempo edisi 23 Mei 2021.
Saya kutip literasi itu secara acak saja, satu dan lain mengingat durasi dan kebijakan redaksi.
Rangkap (nama orang, lho) dan kawan kawan penduduk Desa Tewai Baru kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas terbengong bengong. Mereka menyaksikan sejumlah alat berat dikawal tentara berbaju loreng pada bulan Agustus 2020, menyeruduk hutan di desa itu.
Mereka melakukan pengukuran dan pematokan lahan. Tanah itu menurut Rangkap, sebelumnya adalah lahan tempat penduduk setempat, bercocok tanam, cabe, terung dan tanaman sayuran lain. Cara cocok tanam begitu disebut wana tani (bertani di areal hutan). Sudah berlangsung bertahun-tahun.
Sekitar bulan November (2020) ratusan pekerja dari luar kabupaten Gunung Mas masuk, juga dikawal tentara berbaju loreng. Mereka dengan menggunakan alat-alat berat, melakukan penebangan hutan.
Dalam waktu sebulan saja, 600 hektar hutan yang rimbun itu berubah menjadi lahan Gutawan (gundul tak menawan). Lalu pada bulan Desember, mereka melakukan penanaman singkong.
Tapi ketika Tim investigasi majalah Tempo datang ke sana pada bulan Mei 2021, tanaman singkong itu tidak tumbuh dengan baik.
Dalam usia 6 bulan tinggi pohonbaru sebatas lutut. Dari setiap 10 batang , 2 batang mati. Tidak ada pemeliharaan karena ratusan pekerja itu sudah tidak ada lagi, entah kemana.
Yang ada puluhan tentara berbaju loreng berjaga selama 24 jam. Dipintu masuk ada tulisan “Dilarang masuk”.