Tak hanya Rangkap yang penduduk biasa, Sigo saja , Kepala Desa Tewai Baru tidak diperbolehkan masuk. Padahal lahan hutan itu berada diwilayah Desanya.
Ketika Tim Tempo bertemu pak Kopral yang sedang tugas jaga, mendapat penjelasan bahwa proyek itu milik Kementerian Pertahanan. Yang mau masuk harus minta izin dulu kepada Kemenhan di Jakarta.
Yang terjadi kemudian, proyek itu menimbulkan petaka bagi empat desa di Kecamatan Sepang.
Pada musim hujan, awal tahun 2022, ke empat desa itu terendam banjir. Ini, kata Rangkap, tak biasa terjadi.
Diketahui bahwa sungai Tambun dan Tambi berhulu di hutan yang sudah gundul itu dan bermuara di sungai Mahakam, sungai terpanjang di Kalimantan.
Menurut Direktur Walhi Kalimantan Tengah, Bayu Herinta, tanah di seputar hutan itu mengandung banyak pasir dan tidak cocok buat penanaman singkong, karena kurang hara.
Soal terjadi banjir, kata Bayu, itu disebabkan akibat penggundulan. Hutan itu kehilangan Carbon Capture, menyebabkan air tidak meresap ke dalam tanah dan mengalir lewat sungai dan membanjiri empat desa itu.
Di runut ke belakang, tak lama setelah mendapat tugas menanam singkong, Juli 2020, Prabowo bersama Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, dengan menggunakan Helikopter datang ke Gunung Mas menemui Bupati Jaya Samaya Monong.
Bupati sepakat dan mau menyiapkan lahan seluas 33.750 hektar di empat desa kecamatan Sepang yaitu desa Tewai Baru, Sepang, Tampelas, dan Pematang Limau, untuk dijadikan kebun singkong proyek lumbung pangan nasional (food estate).
Tapi yang terjadi kemudian yaitu tadi, tanaman singkongnya kerdil. Dampak buruk lainnya tanah yang Gutawan itu selain, terjadi banjir juga hilangnya satwa hutan.