Masih menurut Walhi dan Save our Borneo, terjadi pelanggaran prosedur yang dilakukan Kemenhan. Penanaman itu sudah dilakukan sebelum ada kajian dampak lingkungan strategis sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup No 24 tahun 2021 tentang Penyediaan Lahan Hutan untuk pembangunan Food estate.
Belakangan diberitakan, lahan itu sekarang ditanami jagung. Yang menarik sebagian besar jagung itu ditanam dalam polibag.
Telisik Tempo juga mendapatkan data bahwa Kemenhan telah menunjuk PT Agro Industri Nasional (Agrinas). Perusahaan ini baru dibentuk dan sahamnya 99% milik Yayasan Pengembangan Potensi Sumber daya Pertahanan yang berada dalam ketiak Kementerian Pertahanan ditunjuk sebagai pelaksana proyek.
Dalam pelaksanaannya, ya banyak tentara yang ditugaskan di lokasi. Kesan yang disimpulkan majalah besutan Gunawan Muhammad itu, proyek melak sampeu yang mengerahkan tentara itu gagal.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto malah menuduh proyek itu merupakan kejahatan lingkungan. Tapi Nusron Wahid membela bos Bowo. Dia (Nusron yang Wahid) menuduh Hasto/PDI-P lagi panik, sehubungan hasil survei menunjukkan elektabilitas Ganjar-Mahfud berada dibawah Prabowo-Gibran.
Ini serangan kawan lama yang sudah jadi musuh baru. Terutama setelah Joko Widodo secara kasat mata mendukung Prabowo Gibran dan meninggalkan Ganjar Pranowo/PDI-P.
Cerita kegagalan proyek singkong Gunung Mas itu tentu saja menambah tingginya tanda tanya dan kekuatiran publik, tentang nasib food estate itu. Apalagi diketahui bahwa pemerintah akan meneruskan proyek strategi Nasional itu.
Dari keterangan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto food estate itu rencananya akan melakukan dan meningkatkan tanaman pangan, padi, singkong, jagung, dan tanaman holtikultura.
Jumlah lahan direncanakan, akan lebih dari 6 juta hektar, tersebar di beberapa tempat Kalteng, Sumatera Utara, NTT, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Papua.
Prabowo sendiri menyebut sampai tahun 2025 akan menanam singkong seluas 1,4 juta hektar di Kalimantan.