PS mungkin tidak ingat ada etika sosial dan budaya jabat tangan itu sudah lama hidup
di tengah masyarakat, bukan saja di negara kita tapi di seluruh dunia.
Dalam etika bersalaman disebutkan bahwa lebih mulia, justru ketika orang yang lebih tinggi derajatnya atau lebih tua usianya, jika lebih dahulu menyodorkan tangan atau isyarat mengajak salaman kepada yang lebih rendah atau lebih muda. Dalam etika itu juga disebut seorang calon mertua lebih mulia jika lebih dulu mengajak calon mantu bersalaman.
Berjabat tangan itu hukumnya memang sunnah. Tapi manfaatnya sangat positif.
Simaklah sebuah hadits “Tidaklah seorang muslim bertemu seorang muslim lainnya kemudian berjabat tangan, melainkan dosa keduanya diampuni sebelum mereka berpisah kembali” (HR Ibnu Azib Ra).
“Berjabat tanganlah kalian kerena jabat tangan itu dapat menghilangkan dendam dan iri hati” (HR Bukhari).
Salaman atau jabat tangan itu hulunya “silaturahmi”. Banyak ayat dan hadits yang memberikan pencerahan tentang silaturahmi.
Simak dulu ayat 10 Al Hujurat, “Inamal muminuna ikhwatun faaslihu baina akhwaikum wataqullaaha laallakum tur hamuun (Sesungguhnya diantara mukmin itu bersaudara, sebab itu damaikanlah diantara kedua saudaramu yang bersengketa itu dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapat Rahmat”.
Ada beberapa hadist yang menunjukkan pahala dan siksa bagi orang (muslim) yang tidak memelihara silaturahmi.
‘Ina rohmata laa tanzilu alal qaumi fiihim qoti’u rohiimin (Tidak turun rahmat Allah kepada kaum yang tidak membangun silaturahmi ). HR Bukhari dan Muslim.
Dari beberapa momen termasuk 2 kali debat Capres, ada kesan ketidak harmonisan antara capres norut 1 dengan norut 2. Kenapa demikian ya ?
Mungkin wacana ini bisa sedikit memberi gambaran.