Tapi mereka tidak dengan sendirinya bisa masuk ke wilayah tanah Kan’an. Sebabnya wilayah itu sedang ditempati oleh suku Kan’an.
Dua orang dari Bani Israel yang ditugaskan menyelidiki keadaan “tanah air” mereka, melaporkan ada bangsa yang sedang menguasai Palestina.
Orangnya berperawakan tinggi besar dan kejam. Laporan Intel Yahudi itu membuat seluruh orang Bani Israel itu kecut dan takut. Bahkan diantara mereka ada yang berfikir kembali ke Mesir. Memilih lebih baik jadi budak belian dari pada mati terbunuh dalam perang melawan bangsa kan’an.
Mereka menolak perintah nabi Musa. Malahan mereka menyuruh Musa dan Harun (saudara Musa) untuk memerangi dan mengosongkan tanah itu. Setelah kosong baru mereka mau masuk.
Sikap mereka itu membuat Musa kecewa dan marah. Sampai-sampai Musa meminta kepada Allah untuk dipisahkan dengan Bani Israel itu.
Permintaan Musa itu termuat di dalam Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 25.
“Ya Allah Tuhanku, aku tidak bisa Bani menguasai bani Israel, kecuali aku dan saudaraku Harun serta Yuasa bin Kaled. Karena itu pisahkanlah antara kami dengan orang orang fasek itu”.
Tapi Allah menolak permintaan Musa itu dan itu disampaikan dalam firman Allah dalam Al Maidah ayat 26.
Dalam ayat itu Allah sekaligus mengabarkan akan menghukum Bani Israel, dikurung di gurun Sinai selama 40 tahun.
Mereka tidak akan bisa keluar dari sana. Juga tidak bisa kembali ke Mesir. Kejadian itu menggambarkan betapa para Bani Israel itu memiliki mental lemah pengecut dan penakut.
Tapi Allah masih tetap berbuat baik kepada mereka. Ketika mereka kepanasan diterpa terik matahari di gurun yang gersang itu, Allah memayungi mereka dengan mengirim awan yang membentang di seputar gurun Sinai itu.
Ketika mereka mengeluh kelaparan, Allah menurunkan Manna dan Shalwa. Manna itu sejenis madu berasa asam campur manis, berwana kekuning kuningan. Sedang Shalwa adalah sejenis burung merpati yang datang berombongan dan mudah ditangkap.